Relasi Pasar Domestik dan Pasar Internasional

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Fenomena globalisasi dan liberalisasi yang ditopang oleh sistem ekonomi digital yang marak saat ini, kita mendapatkan satu diskursus bahwa pasar telah menjadi datar (flat). Artinya, berdasarkan konsep ekonomi semacam itu, maka pasar domestik secara langsung telah menjadi bagian penting dari pasar internasional. Pembedaan itu menjadi tidak relevan untuk dipersoalkan. Tapi secara hakikat berdasarkan konsep kedaulatan, eksistensi pasar domestik tetap harus diakui ada.

Secara de facto dan de jure ketika konsep pasar tunduk pada kaidah teritorial, maka pembedaan antara pasar domestik dan pasar internasional secara politik dan secara pisik tidak bisa digabung begitu saja, meskipun ketika peleburan tersebut secara digital pundi-pundi pasar domestik boleh "dijarah" oleh pelaku pasar global dari manapun datangnya.

Fenomena itu yang sejatinya telah membuat praktik perdagangan internasional harus mau tunduk pada penerapan perangkat manajemen perdagangan internasional yang baik. Semua negara ingin eksis dan mendapat manfaat optimal ketika hadir dalam olimpiade perdagangan dunia.

Tapi fakta berbicara bahwa negara yang merasa pasar dalam domestiknya kuat, maka secara politik perdagangan tentu keberatan jika pasar dalam negerinya di acak-acak oleh pelaku pasar global karena posisinya tidak mau merugi atau tidak mau menjadi obyek globalisasi pasar, sehingga neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan dan neraca pembayarannya menjadi defisit.

Jika Anda percaya dengan fenomena ketidakpastian dalam masalah perekonomian global, dan kemudian berakibat perdagangan global melambat pertumbuhannya, maka penyebabnya karena  dunia sesungguhnya tidak mempercayai praktik perdagangan bebas.

Dunia lebih percaya bahwa pengendalian atau mempertahankan perangkat manajemen perdagangan internasional sebagai best practise yang justru perlu ditegakkan karena dunia lebih mempercayai stabilitas daripada distabilitas dan volatilitas. Dunia lebih mendambakan lingkungan yang damai dan harmonis daripada peperangan dalam bentuk apapun, termasuk perang dagang.

Para pemimpin dunia terjebak dalam pikiran yang konflik dalam kerangka kerjanya ketika di meja perundingan dihadapkan menu tentang perdagangan bebas atau justru lebih penting menjalankan perangkat manajemen perdagangan internasional yang baik.

Belum lagi kalau di meja perundingan dihidangkan menu-menu berat lainnya, misal menu tentang utang piutang, menu tentang perubahan iklim, menu tentang ketidakadilan global, dan menu tentang migrasi. Jadi ketidakpastian terjadi akibat  para pemimpin dunia kebingungan bagaimana cara mengatasinya.

Jika kita sudah lebih mempercayai menggunakan perangkat manajemen perdagangan internasional, maka berarti secara bertanggung jawab setiap negara diberi hak prerogatif untuk menerapkan praktik terbaik perangkat manajemen perdagangan internasional.

BERITA TERKAIT

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

Cintai Produk Lokal!

 Oleh: Eko S.A. Cahyanto Sekretaris Jenderal Kemenperin Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar kegiatan Business Matching untuk mempertemukan pelaku industri selaku…

BERITA LAINNYA DI

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

Cintai Produk Lokal!

 Oleh: Eko S.A. Cahyanto Sekretaris Jenderal Kemenperin Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar kegiatan Business Matching untuk mempertemukan pelaku industri selaku…