GMF Anggarkan Capex di Atas US$ 50 Juta

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih dari US$ 50 jta.”Untuk capex sebenarnya masih dalam perhitungan karena kita masih ada intens dengan pemegang saham, tapi yang pasti itu di atas US$ 50 juta," kata Iwan Joeniarto, Direktur Utama GMFI di Jakarta, kemarin.

Menurut Iwan, dana capex tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan kapabilitas, peremajaan dan untuk memulai proses pembangunan hangar baru. Disampaikannya, sekitar 50% untuk kapabilitas karena akan ada penambahan alat-alat perawatan, dan sisanya untuk peremajaan dan untuk pembangunan hangar baru.

Untuk pembangunan hangar baru, kata Iwan diharapkan bisa mulai peletakan batu pertama atau groundbreaking pada semester II tahun ini. "Lokasinya antara Bintan atau Batam, belum dipastikan dan patner juga belum namun yang pasti akan mulai pelatakan batu pertama itu di semester II," ujarnya.

Sementara sumber dana capex, lanjut Iwan diharapkan dari lembaga keuangan dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan, emiten perawatan pesawat ini menjalin kerja sama dengan PT Indopelita Aircraft Services (IAS) dalam perawatan pesawat dan industrial services. Kerja sama ini dituangkan dalam head of agreement yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Hangar 4 GMF Cengkareng pada Rabu (9/1).

Kata Iwan Joeniarto, kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan kapabilitas dan meningkatkan pangsa pasar GMF. "Melalui kerjasama ini banyak keuntungan yang bisa didapatkan di antaranya dalam waktu dekat kapasitas kami bisa nambah, pendapatan akan naik dan kemudian kami juga akan dapat pasar tambahan dimana dalan waktu 1-2 tahun diharapkan naik 20% dari sebelumnya 50% menjadi 70%,"ujarnya.

Menurut Iwan, kerja sama sama ini akan berlangsung selama 10 tahun dan untuk tahap awal akan ada pemanfaatan fasilitas hangar, menaikkan kompetensi, meningkatkan kapabilitas salah satunya penambahan alat. "Kami tahu IAS punya fasilitas hangar dan itu bisa kami manfaatkan untuk menampung kapasitas perawatan yang terus meningkat sementara untuk kompetensi kami akan beri training, latihan singkat," ungkapnya.

Tidak hanya itu, untuk kompetensi juga akan ada peningkatan kualitas standart praktis maupun penambahan alat. Sementara untuk peningkatan kapasitas industrial services, GMF dan IAS juga akan mengembangkan workshop industrial gas turbine engine (IGTE) milik GMF. "IGTE ini memiliki pasar yang cukup menjanjikan dan untuk permulaan kami akan garap IGTE milik induk usaha IAS," tuturnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…