Berkah Teknologi NB-IoT - Kini Hasil Panen Lele Lebih Produktif dan Efisien

Jatuh bangun usaha bisnis tambak ikan lele, dirasakan betul oleh Sarman alias Maman (40). Kini berkat kegigihannya, pantang menyerah dan terbuka terhadap inovasi teknologi membawanya terkenal sebagai juragan ikan lele di Indramayu. Ya, usaha budidaya lele milik Maman di Desa Krimun, Kecamatan Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat, tidak dibangun dalam sekejap. Maman menceritakan usaha lelenya mulai meningkat di tahun 2010. Setiap tahun jumlah kolamnya selalu bertambah. Hingga saat ini dirinya memiliki 200 kolam yang rata-rata luasnya sekitar 500 persegi. Jumlah tersebut belum termasuk kolam yang digadaikan kepadanya.

Di balik kesuksesannya, Maman harus berjuang keras setiap hari agar bisa meraup pendapatan kotor hingga ratusan juta per hari. Terkadang, Maman terkena tipu dari para pengepul lele dari kota-kota besar. Dirinya menuturkan, usaha budidaya lele jangan selalu dibayangkan selalu lancar. Pasalnya, sampai saat ini, dirinya masih sering tertipu para pengepul lele di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), terutama Jakarta. Saat ini uang saya yang masih tercecer di antara mereka masih sekitar Rp 500 juta dan puluhan juta lainnya lenyap.

Maman bercerita, saat satu truk lele dibawa ke pengepul, lele hanya dibayar separuh bahkan kadang sepertiga dari harga yang sudah disepakati. Saat satu truk lele berikutnya dibawa lagi, pengepul bahkan nyaris membatalkan pembelian, kecuali boleh berutang. Namun dibalik usaha maju budidaya lelenya, tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi digital yang berhasil memangkas biaya operasional pakan lebih efisien, tetapi panen lele bisa berlipat. Pengenalan pemanfaatan teknologi digital, lanjut Maman berawal dari pendampingan dari PT Suri Tani Pemuka, anak usaha dari Japfa bekerjama dengan Telkomsel dan eFishery.

Lewat penerapan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things) dengan pemanfaatan mesin automatic fish feeder di kolam-kolam ikan, dirinya bisa meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan. Tengok saja, di beberapa kolam lele milik Maman tampak beberapa tong berwarna hijau tosca dipasangi kotak elektronik. Tong dan perangkat pelepas pakan ini berisi 60 kilogram pakan lele. Setiap hari, 30.000 ekor lele di setiap kolam membutuhkan 10 kilogram makanan. “Kotak ini terhubung dengan telepon genggam saya. Lewat aplikasi pada telepon genggam, saya bisa mengatur dari jarak jauh kapan pakan ditabur ke kolam,” paparnya.

Kini, dia telah memasang 40 kotak pengatur pemberi pakan lele di sejumlah kolamnya. “Nama perangkatnya, e-Fishery atau pemberi pakan otomatis. Saya sudah setahun memakai perangkat ini,” ujar Maman. Inilah tong dan pelepas pakan lele yang dilengkapi perangkat digital pengatur jadwal memberi makan lele. Lewat aplikasi di telepon genggam yang terhubung dengan perangkat ini, para juragan lele bisa mengatur jadwal memberi makan lele tanpa harus setiap hari ke kolam.

Selain Maman, ada juga juragan lele lainnya yang memanfaatkan teknologi NB-IoT, diantaranya Subandi (48), warga Desa Puntang, Kecamatan Losarang. Delapan tahun menggeluti dunia budidaya ikan air tawar, kini Didi, sapaan akrabnya, sudah menjadi salah satu pengusaha tambak sukses di Indramayu.”Panen dilakukan siang menjelang sore. Sampai Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, atau Bekasi, malam,” tutur Didi.

Begitu besarnya manfaat yang dirasakan pelaku usaha tambak ikan lele, menjadikan Desa Krimun, Kecamatan Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat sebagai desa perkinanan digital yang digagas Telkomsel dengan menghadirkan ekosistem digital yang dapat menjawab kebutuhan para peternak tambak. Vice President Corporate Planning Telkomsel, Andi Kristianto mengatakan, melalui kolaborasi antara Telkomsel, eFishery dan Japfa membuktikan bahwa teknologi IoT kini sudah memasuki seluruh sendi-sendi kehidupan tidak hanya di industri besar tetapi juga dapat diterapkan ke semua sektor industri termasuk sektor perikanan.”Harapan kami dalam kolaborasi bersama dalam mewujudkan kampung perikanan digital ini, yaitu kami ingin meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya ikan melalui penerapan teknologi NB-IoT. Hal ini sejalan dengan visi kami untuk melakukan transformasi digital dan senantiasa menjadi yang terdepan dalam menerapkan perkembangan teknologi seluler terkini yang akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia di masa depan," ujar Andi.

NB-IoT sendiri merupakan teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin yang semakin masif dengan coverage jaringan telekomunikasi yang semakin luas dapat dilakukan secara efisien, serta penggunaan daya pada perangkat pengguna semakin hemat. Teknologi radio akses NB-IoT, yang merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan perangkat beroperasi hingga bertahun-tahun tanpa pengisian daya ulang baterai sehingga sangat menghemat biaya.

Teknologi ini juga mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT. Dengan adanya penerapan teknologi NB-IoT dalam mesin automatic fish feeder akan menghasilkan simplifikasi proses pemberian makan ikan di kolam yang luas sekalipun. Teknologi ini dapat mengatur pemberian pakan otomatis, sehingga memudahkan petani untuk memantau dan menjadwalkan pemberian pakan menggunakan aplikasi smartphone.

 

Mengurangi Kesenjangan

 

Kata CEO e-Fishery, Gibran, teknologi yang dibawanya relevan dengan kebutuhan peternak lele. Teknologi tersebut diharapan bisa menjadi bagian keseharian warga desa tersebut. "Jadi desa digital adalah salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan dengan menyediakan teknologi tepat guna bagi pembudidaya ikan," tutur Gibran.

Ide di balik eFishery ialah pemberian pakan secara terjadwal dan sesuai takaran, kata Gibran. Dalam usaha budidaya ikan, biaya yang dikeluarkan pemilik kolam untuk pakan dapat mencakup 60-70% total biaya produksi. Meski demikian, pemberian pakan dengan cara tradisional, yakni menggunakan tangan atau hand-feeding, dinilainya tidak efisien.”Saat hand-feeding pemberian pakannya itu langsung dilempar dalam jumlah yang banyak. Misalnya satu ember langsung dilempar ke kolam. Saat pakan ini terendam dalam air, beberapa nutrisi bisa hilang hingga 98 persen dalam waktu satu jam. Jadi pakan yang dikasih dimakan oleh ikannya, tapi nutrisinya sudah enggak ada," jelasnya.

Dengan pemberian pakan yang terjadwal dan dengan 'dosis,' Gibran mengatakan eFishery telah terbukti dapat menurunkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging -disebut Food Convertion Ratio (FCR)-hingga 24%. Dengan kata lain, penggunaan pakan menjadi lebih efisien. Alat pemberi pakan otomatis, atau feeder, lumrah digunakan dalam budi daya ikan dan akuakultur pada umumnya. Namun inovasi eFishery terletak pada keterhubungannya dengan jaringan internet.

Lewat aplikasi di ponsel Android, pengguna dapat mengatur frekuensi dan jadwal pemberian pakan serta takarannya. Pemilik kolam juga dapat mengunggah jumlah pakan yang digunakan ke server internet untuk referensi di masa depan. Dalam aplikasi terdapat pilihan pola pemberian pakan berbasis algoritma untuk empat komoditas budidaya: ikan nila, mas, lele, serta udang. Ini disebut feeding program.

Gibran menjelaskan, dari masing-masing spesies ini punya feeding rate, yaitu berapa persen pakan yang dibutuhkan dibanding total biomassa mereka. Dan persentase ini akan berubah dari tahap awal saat mereka masih kecil sampai saat mereka mau panen.”Jadi misalnya, saat masih kecil empat persen dari total biomassa, dan saat panen itu dua persen dari total biomassa, dan perubahannya seperti apa. Kita juga memprediksi tingkat kematian mereka bagaimana... dari sini kita bangun algoritmanya.”jelasnya.

Satu fitur lagi yang sedang dalam tahap pengembangan, yaitu sensor "pendeteksi kekenyangan ikan" berdasarkan riak air dalam kolam. Teknologi ini pada dasarnya ialah akselerometer. Asumsinya, lapar atau kenyangnya bisa dideteksi melalui perilaku”Kita melihatnya saat ikan bergerak agresif berarti mereka masih lapar, dan saat ikan kurang agresif berarti dia sudah kenyang. Dari situ kita bisa menentukan kapan harus menyetop pemberian pakan."kata Gibran.

Program kampung perikanan digital yang digagas Telkomsel mendapat apresiasi langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) karena telah mendukung program desa digital Jabar. Dalam program desa digital Jabar ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin mengimplementasikan inovasi digital di 10 desa dari 5 kota yang berada di Jawa Barat melalui adopsi layanan IoT yang digelar Telkomsel khususnya dalam budidaya ikan.

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat mengatakan, desa digital adalah bagian dari skenario Jawa Barat yang siap dalam mewujudkan revolusi industri 4.0. Menurutnya, lewat program itu masyarakat desa bisa memanfaatkan aplikasi digital untuk meningkatkan pendapatan serta mengembangkan potensinya. Ridwan Kamil juga menjelaskan dengan hadirnya program Desa Digital masyakat desa bisa menjadi lebih produktif. “Tak hanya urusan wifi-wifi tapi mengubah cara berdagang, mengubah cara berkomunikasi, memetakan potensi, mempromosikan wisata desanya melalui sebuah digital ekosistem,” jelasnya.

Keseriusan Telkomsel dalam pengembangan teknologi IoT akan menjadikan layanan yang tepat bagi Enterprise Customers yang menghubungkan perangkat, mesin dan objek yang berisi teknologi internet dengan tujuan membantu mengembangkan perusahaan bisnis serta memajukan kehidupan masyarakat di semua bidang seperti Automotive & Transportation (Fleet Management 2W & 4W, Order Management, Workforce Management), agriculture, environment monitoring, utility smart metering (water, gas and electricity), smart cities (parking and waste management), dan smart building (alarm systems and access control).

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…