Pertumbuhan Kredit 2018 Lampaui Target

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2018 mencapai 12,45 persen (tahun ke tahun/yoy), meningkat secara signifikan dibanding 2017 yang hanya tumbuh delapan persen (yoy). Dengan realisasi pertumbuhan kredit 12,45 persen (yoy) itu pula, pada 2018 pertumbuhan kredit perbankan melampaui target OJK yang sebesar 10-12 persen (yoy). Hal itu seperti dikatakan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, seperti dikutip Antara, kemarin.

Ia menjelaskan pertumbuhan tersebut berkat sinergi dengan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah di tengah tingginya gejolak perekonomian global. "Pertumbuhan kredit kita lumayan pada akhir tahun lalu, sudah dua digit, yaitu 12,4 persen," kata Wimboh. Dari sisi kredit macet (Non Performing Loan/NPL) secara gross pada 2018 sebesar 2,2 persen, sementara NPL bersih (nett) sebesar 1,1 persen. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana berharap tensi konomi global tahun ini mereda sehingga mengurangi potensi kredit macet.

Terkait pertumbuhan kredit yang cukup agresif, Heru mengatakan OJK akan mengevaluasi terhadap kinerja intermediasi perbankan agar penyaluran kredit tetap pruden dan minim risiko. Dia akan mengklasifikasikan bank yang perlu didorong maupun dijaga pertumbuhan penyaluran kreditnya. OJK, ujar Heru, tetap menekankan pertumbuhan kinerja perbankan yang berkualitas dengan tetap menjaga stabilitas kinerjanya.

Sementara itu, pada tahun ini, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini akan berkisar 12 persen-13 persen. Selain kredit perbankan, OJK juga memaparkan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indeks dengan kinerja terbaik kedua di Asia Pasifik. "IHSG ditutup 6.194 di akhir 2018," kata Wimboh.

Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi dengan pangsa 49,7% dari total penyaluran kredit, tercatat tumbuh sebesar 14,1% yoy atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 15,9% yoy. Demikian juga kredit untuk debitur perseorangan dengan pangsa 45,9% dari total kredit tercatat tumbuh melambat dari 10,1% yoy menjadi 9,7% yoy pada bulan berjalan. "Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan terjadi pada seluruh jenisnya, baik kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi," kata Agusman.

Sementara itu, Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh melambat dari 14,2% yoy menjadi 13,6% yoy. Hal ini terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan KMK di sektor konstruksi dan sektor industri pengolahan. KMK sektor konstruksi tumbuh melambat dari 19,1% yoy menjadi 16,4% yoy, terutama disebabkan oleh kredit yang disalurkan untuk konstruksi gedung industri di DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Menurut dia, perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada KMK ke sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan dari 15,4% yoy menjadi 14,3% yoy, khususnya pada subsektor industri pengilangan minyak bumi, pengolahan gas bumi, serta subsektor industri semen, kapur, dan gips di wilayah Banten dan Jawa Barat. Pertumbuhan Kredit Investasi (KI) melambat dari 13,1% yoy menjadi 9,4% yoy pada November 2018 terutama disebabkan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Dia melanjutkan, perlambatan pertumbuhan KI pada sektor PHR terutama pada subsektor hotel berbintang di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, perlambatan terjadi pada kredit subsektor perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dan Riau. Kredit Konsumsi (KK) pada November 2018 tumbuh 11,1% yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 11,4% yoy, terutama pada penyaluran kredit multiguna.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…