Bank Mandiri Kemungkinan Lakukan Akuisisi di 2019

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kemungkinan akan melakukan akuisisi di sektor keuangan pada tahun 2019. "Rencana akuisisi yang akan kita masukkan di tahun 2019," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas di Jakarta, Senin (31/12). Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa Bank Mandiri akan melakukan akuisisi di bidang keuangan. "Mungkin kita akan akuisisi bank juga di tahun depan," ujar Rohan kepada awak media.

Menurutnya, faktor "growth" menjadi pertimbangan untuk memasukkan akuisisi ke dalam rencana Bank Mandiri pada tahun 2019. "Growth atau pertumbuhan, bisa organik atau anorganik, skala bisnis juga," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri tersebut saat menghadiri penandatangan akta pendirian Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri.

Di 2019, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 11,5 persen pada 2019. Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kredit tahun ini yang diprediksi mencapai 13 persen. "Kredit tahun depan 11,5 persen, tahun ini sekitar 13 persen," kata Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan.

Sementara itu, untuk menopang penyaluran kredit tahun depan, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 10,63 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan DPK tahun ini yang diperkirakan mencapai 5,58 persen. Panji menuturkan, sejalan dengan kondisi ekonomi dalam negeri yang terus membaik, kinerja industri perbankan Indonesia juga menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit dan profitabilitas yang terus meningkat, serta kualitas aset yang stabil.

Sampai dengan September 2018, kredit industri perbankan Indonesia tumbuh 12,1 persen secara tahunan. Capaian ini merupakan pertumbuhan kredit tertinggi dalam empat tahun terakhir. Bank-bank terbesar seperti Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih cukup tinggi, rata-rata sebesar 14,3 persen. NPL industri perbankan juga terus menunjukkan tren penurunan dalam empat bulan terakhir secara berturut-turut, dari 2,79 persen pada bulan Mei 2018 menjadi 2,66 persen pada September 2018.

Namun demikian, industri perbankan Indonesia masih memiliki tantangan yang cukup besar ke depannya, yaitu tren kenaikan suku bunga acuan, kondisi likuiditas yang mengetat, dan volatilitas nilai tukar Rupiah. "Ke depan kami cukup optimistis dengan kinerja ekonomi dan juga industri perbankan nasional. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi akan lebih baik dari tahun ini, serta kembali stabilnya kondisi politik setelah penyelenggaraan pemilu Presiden dan legislatif 2019," pungkas Panji.

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…