Saham HDFA dan PCAR Masuk Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta –Lantaran terjadi peningkatan harga saham di luar kewajaran, dua saham masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia di tutup tahun 2018. Kedua saham ini adalah PT Radana Bhaskara Finance (HDFA) dan PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR).”Telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham PCAR dan HDFA yang di luar kebiasaan atau unusual market activity,”kata Endra Febri Styawan, PH Kepala Divisi Pengawasan Transaksi dan Irvan Susandy, Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

BEI mengungkapkan bahwa informasi terakhir mengenai HDFA adalah pada 6 Desember 2018 pada keterbukaan informasi. Sedangkan informasi terakhir mengenai PCAR adalah pada 27 Desember 2018. Maka sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham-saham tersebut, BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi. Oleh karena itu, BEI berharap para investor dapat memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi BEI. Investor juga perlu mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor pun perlu mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham. Investor juga perlu mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. Sebagai informasi, harga saham PCAR terus menguat di bulan Desember. Pada perdagangan Jumat (28/12), harga saham perusahaan distribusi dan pengolahan hasil perikanan rajungan, cold storage, dan perdagangan ini berada di Rp 5.350 per saham, menguat 21,59% dari hari sebelumnya.

Ini adalah harga tertinggi sepanjang masa saham Prima Cakrawala sejak IPO pada 29 Desember 2017 lalu. Secara bulanan, harga saham PCAR naik 80,74%. Sedangkan harga saham HDFA pada Jumat lalu melonjak 24,56% menjadi Rp 284 per saham. Lonjakan kenaikan harga saham HDFA baru terjadi pada pekan terakhir 2018. Dalam sepekan, harga saham HDFA melonjak 125%.

Pihak BEI sendiri mengklaim, tren beberapa perusahaan yang masuk dalam pegawasan atau disebut unusual market activity (UMA) menurun dibandingkan tahun lalu. Dimana tahun ini tercatat ada 45 saham yang masuk UMA atau masih jauh lebih baik dibandingkan saham UMA yang tercatat di tahun 2017 sebanyak 121 saham. Kristian Sihar Manullang, Direktur Pengawasan Transaksi & Kepatuhan BEI pernah bilang, jumlah UMA tahun ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lebih lanjut diharapkan pada tahun 2019 jumlahnya akan semakin rendah dengan adanya sistem electronic bookbuilding. “Jika ada pergerakan saham yang tidak wajar akan kami pantau. Kami mengingatkan investor bahwa ada saham yang bergerak tidak wajar. Namun belum tentu saham tersebut bermasalah,” ujar Kristian.

Terkait kecenderungan saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk menjadi yang diawasi atau UMA, menurutnya itu tidak bisa dijadikan dasar karena saham UMA bisa terjadi di sektor saham apa saja. Lebih lanjut, saham UMA memang biasanya terjadi pada saham dengan sebaran saham atau free float yang relatif kecil.“Terjadi di saat kondisi pooling allotment membutuhkan saham, sedangkan fix allotment justru menahan sehingga harganya bisa melonjak,”jelasnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…