Industri Primer - Petani Muda Diharapkan Atasi Ketimpangan di Sektor Pertanian

NERACA

Jakarta – Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meresmikan peluncuran Program Santripreneur dan Petani Muda di Pondok Pesantren Pemberdayaan Umat Yayasan Jam'iatul Hidayah, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Santripreneur dan Petani Muda ini merupakan bagian dari program kemitraan ekonomi umat yang diinisiasi oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), Madco Foundation pimpinan Arifin Panigoro, dan Kementerian Koordinator Perekonomian, serta didukung oleh lembaga perbankan nasional.

Menurut Darmin, program Santripreneur dan petani muda mendukung visi kebijakan pemerataan ekonomi mengatasi ketimpangan di sektor pertanian. "Program ini juga untuk pengembangan potensi pondok pesantren yang sebagian besar memiliki potensi usaha utama di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan," kata Darmin.

Pelaksana tugas Rektor IPB Prof Agus Purwito menyebutkan, sektor pertanian masih menghadapi beberapa tantangan di tengah banyaknya peluang yang dimiliki bangsa Indonesia, mulai dari bonus demografi, besarnya angkatan kerja, revolusi industri 4.0, dan potensi sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Tantangan tersebut, kesejahteraan petani 46,2 persen dari 40 persen penduduk Indonesia dengan pendapatan terendah adalah petani, jumlah rumah tangga yang menurun hingga 16,3 persen dalam satu dekade terakhir, dan rendahnya minat pemuda terhadap pertanian. Agus menambahkan, IPB telah menetapkan visi menjadi kampus 'techno-socio entrepreneurial university' yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan unggul pada tingkag global di bidang pertanian, kelautan, biosains tropika. "Salah satu tujuannya adalah menghasilkan lulusan techno-socioprenuer unggul yang diharapkan mampu memimpin dan menggerakkan ekonomi Indonesia," kata Agus.

Sementara itu pendiri Madco Foundation, Arifin Panigoro menyebutkan pemilihan Pondok Pesantren Jam'iyyatul Hidayah sebagai tempat peluncuran program santripreneu dan tani muda karena paling lengkap dan paling siap dari segi perlengkapan, serta sarana prasarana.

"Di sini lengkap, ada pusat pelatihan santripreneurnya, lahannya luas, ada kolam, dan ada peternakannya," kata Arifin. Program santripreneu dan petani muda ini juga mendukung program pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni 'one village one company' dan one pesantren one produk'. "Pemprov Jabar mendorong santri sebagai agen perubahan dalam memajukan setor pertanian," kata Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa.

Jauh sebelumnya, Kementerian Perindustrian terus mendorong pondok pesantren di seluruh Indonesia menjadi ekosistem dalam penumbuhan wirausaha industri baru. Upaya ini sebagai salah satu strategi nasional yang tengah dijalankan untuk memasuki era revolusi industri keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Dalam implementasi ekonomi digital itu yang penting di antaranya adalah membangun ekosistem. Jadi, pondok pesantren ini yang perlu kita bidik karena memiliki basis dan potensi besar untuk menggerakkan perekonomian nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara bertema “Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren” di Surakarta, dalam sebuah kesempatan.

Menperin menjelaskan, pihaknya aktif menyosialisasikan penerapan revolusi industri 4.0 sebagai suatu perubahan yang bisa membawa peluang atau kesempatan bagi siapapun yang mempunyai talenta termasuk santri. “Era ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan seperti terjadinya disrupsi,” jelasnya.  

Oleh karena itu, ekonomi digital menjadi tools atau alat dalam mewujudkan demokratisasi ekonomi. Artinya, kesempatan tersebut terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia agar menjadi wirausaha yang mandiri dan tangguh. “Sehingga ekonomi ini tidak hanya dimiliki oleh sebagian kelompok atau elite tertentu saja,” ungkap Airlangga.

Dengan jumlahnya yang cukup banyak dan tersebar di seluruh pelosok daerah, pondok pesantren memiliki peran penting sebagai agent of development yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya masyarakat di pedesaan. “Apalagi, para santri yang mayoritas adalah generasi muda ini selain berpendidikan juga memiliki integritas dan mental yang tangguh,” imbuhnya.

Hal tersebut sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Indonesia akan menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan atau momentum di mana jumlah penduduk bakal didominasi oleh mereka yang usia produktif (15-64 tahun) dengan mencapai 70 persen. Kondisi ini dapat memacu kinerja ekonomi nasional semakin tumbuh maksimal.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…