Sibuk Restrukturisasi Utang - Anak Usah UNSP Ngutang Rp 623,35 Miliar

NERACA

Jakarta – Di tengah kesibukan dalam restrukturisasi utang, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) tidak berhenti dalam memberikan dukungan pengembangan bisnis anak usahanya. Teranyar, entitas anak usaha perseroan, yaitu PT Nibung Arthamulia (NAM) meminjam dana sebesar Rp623,35 miliar dari PT Biofuel Indo Sumatra (Biofuel) pada Jumat (21/12) lalu.

Corporate Secretary UNSP, Fitri Barnas dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan bahwa pinjaman yang diperoleh NAM tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja NAM. Sebagai informasi, NAM merupakan anak perusahaan UNSP yang bergerak di bidang industri pengolahan karet. “Besar pinjaman adalah sejumlah Rp623,35 miliar dengan bunga 9% per tahun dan diberikan grace period dua tahun sejak ditandanganinya perjanjian pada Jumat (21/12/2018),”kata Fitri.

Dirinya menambahkan, pinjaman berjangka waktu tiga tahun tersebut akan dilunasi NAM melalui mekanisme pembayaran tunai dan konversi pinjaman menjadi setoran saham dalam NAM. Sebagai informasi, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk terus berbenah diri dalam memangkas beban utang dan hal tersebut dilakukan perseroan dengan rencana melakukan restrukturisasi utang di awal tahun 2019 nanti. Pasalnya, ada sekitar Rp 6,4 triliun utang UNSP yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun. “Ada dua skema yang akan dilakukan untuk membenahi laporan keuangan. Pertama adalah debt to eqity swap dan memperpanjang tenor utang,”kata Andi W Setianto, Direktur UNSP di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, salah satu fokus perusahaan untuk membenahi laporan keuangan adalah dengan membersihkan utang perusahaan yang masih menumpuk. Tengok saja, laporan keuangan perusahaan pada kuartal III 2018 masih tercatat negatif Rp 1,27 triliun karena utang yang menumpuk. Besaran utang yang akan dikonversi menjadi saham (debt to to equtity swap) sekitar 50% dari total utang jangka pendek. Sisanya dilakukan dengan memperpanjang tenor utang.

Tercatat kreditur yang memiliki utang jatuh tempo sebelum setahun itu adalah Credit Suisse AG sebesar Rp 6,4 triliun. UNSP pun masih memiliki utang jangka panjang lainnya yakni dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 1,07 triliun, utang wesel sebesar Rp 1,18 triliun dan Filini Investment sebesar Rp 1,02 triliun. Diharapkan, dengan adanya restrukturisasi ini diharapkan beban bunga UNSP bisa turun 50% dan di akhir tahun 2019 perusahaan sudah bisa mencatatkan bottomline positif.

Sekadar infromasi perusahaan tercatat masih merugi bersih sebesar Rp 1,1 triliun. Beban keuangan tercatat sebesar Rp 619,19 miliar. Hingga akhir September lalu jumlah total utang perusahaan mencapai Rp 9,78 triliun dengan jumlah yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun mencapai Rp 7,68 triliun. Selain itu, perusahaan memiliki beban bunga yang cukup besar dan menjadi salah satu penyebab perusahaan tak mampu mengantongi laba bersih. Disebutkan, nilai beban bunga ini mencapai Rp 619,19 miliar hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, naik dari Rp 506,40 di akhir Desember 2017.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…