Pemegang IUP Sukabumi - Diduga Tak Miliki Tempat Pengolahan

Sukabumi - Tersendatnya sejumlah perusahaan tambang melakukan aktifitasnya, diduga karena para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) belum memiliki tempat pengolahan bahan baku. Persoalan lainnya, lokasi pabrik aturan dari regulasi yang terus berubah-ubah.

Pengamat tambang lokal, Melly, kepada NERACA menyatakan, sebenarnya pihak perusahaan tambang, telah siap melakukan ekspansi produksi. Hanya saja, banyaknya kebijakan tumpang tindih dari regulator. Salah satunya, Peraturan Menteri ESDM nomor 7/2012 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian.

Melly menilai, investor yang telah memegang IUP belum siap diakibatkan investior tambang bukan pemain di sektor tambang. “Ketika ada aturan baru, mereka tidak menguasai. Namun yang jelas, investor tambang yang masuk ke Sukabumi, kebanyakan bukan investor yang memiliki basic tambang. Di samping itu, permodalan mereka juga banyak yang diragukan. Sebenarnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, perusahaan tambang yang serius melakukan aktifitas tambang cuma sedikit”, terang Melly, Kamis (8/3).

Dia mengatakan, ketegasan pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah, sangat diperlukan. Pemda, kata dia, berwenang menjalankan aturan yang berlaku. “Hanya saja, ada tidak keberanian pejabat pemda untuk menindak para pemegang IUP yang telah bertahun-tahun tetapi belum melakukan eksplorasi”, tukas Melly.

Melly mencurigai, banyaknya permohonan pembuatan IUP ke Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi, bukan untuk melakukan ekspansi tambang. Para pemohon itu disinyalir memanfatkan IUP menjadi UIP alias Usaha Ijin Tambang. “Bahasa kerennya menghasilkan uang bagi oknukm tertentu dengan menjual potensi tambang Kabupaten Sukabumi”, tegas dia.

Saat ini, urai Melly, dari hasil pengkajiannya, hanya beberapa perusahaan tambang saja yang mampu melakukan bisnis tambang di Kabupaten Sukabumi. “Setahu saya, hanya sedikit yang mampu melakukan upaya eksploitasi. Karena mereka memiliki siteplan, rencana kerja, dan tenaga ahli yang siap bekerja, disamping permodalan yang kuat serta market yang jelas”, imbuh Melly.

Soal market, hanya tiga perusahaan di Cina yang mampu mengelola pasir besi asal Kabupaten Sukabumi. ”Tidak banyak perusahaan di dunia ini yang mampu mengelola pasir besi menjadi bahan baku. Hanya ada tiga perusahaan di China. Sedangkan aturan mengatakan, produksinya harus dalam negeri. Sebenarnya perusahaan itu mau mengamini permintaan pemerintah. Namun lokasi pabrik pun akhirnya menjadi persoalan bagi calon investor yang ingin serius berbisnis tambang”, tukas dia.

Menurut Melly, pemerintah pun harus tegas terhadap pemegang IUP. Selama ini, BPPT masih mengakomodir keinginan pemilik IUP untuk memperpanjang IUP. Padahal mereka tidak melakukan aktifitas. “Kenapa BPPT bisa memperpanjang  IUP yang jelas-jelas telah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun tidak beroperasi. Ini perlu ditelaah. Ada kepentingan apa dibalik itu”, tandas Melly. (rony)

 

BERITA TERKAIT

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…