Guna Mengatasi Kemacetan - Perlu Segera Dibangun Tol Sukabumi-Ciawi

Sukabumi - Kemacaten di sepanjang jalur nasional Sukabumi menuju Ciawi setiap harinya semakin parah. Beberapa faktor penyebab kemacetan ini antara lain jalan yang sudah mulai rusak, dan banyaknya volume kendaraan yang melintas setiap hari, ditambah banyaknya perusahaan swasta yang bediri di dekat bahu jalan.

Guna mengurangi angka kemacetan itu, pemerintah diminta membangun jalan tol dan pelebaran jalan serta menata tata ruang, serta menyarankan investor di  zona industri membangun jalan tembus. Sebab, selama ini angkutan perusahaan sangat dominan keluar masuk wilayah Sukabumi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sukabumi HM Aziz mengamini kebutuhan jalan tol di wilayah Sukabumi. Sebab selama ini, kata dia, jarak tempuh Sukabumi-Ciawi yang biasanya dua jam, kini mencapai empat4 jam. “Bagi kalangan pebisnis, waktu itu adalah uang. Apabila terjadi kemacetan maka pengusaha akan rugi”, katanya saat dihubungi Neraca melalui pesawat selulernya, Kamis (8/3).

Dikatakan Aziz, selain membangun tol, juga membuka akses jalur alternatif di sepanjang jalan kabupaten. “Membangun jalan memang identik dengan anggaran. Namun apabila diberi keleluasaan bagi investor dengan sistem kerjasama, maka jalan bisa dibangun”, ungkap dia.

Saat ini, kata Aziz, untuk membangun jalan tol bisa murni dilakukan swasta dengan pembiayaan 100 persen dari pihak swasta. “Tentunya, pengelolaan jalan tol itu diberikan kepada pihak swasta selama 35 tahun. Selebihnya bisa menjadi milik pemrintah atau mungkin swasta mendapatkan saham. Saya rasa masih banyak swasta yang bisa memodali pekerjaan pembangunan jalan”, jelas dia.

Menurut Aziz, Kadin sudah beberapa tahun lalu mendesak pembangunan jalan tol di Sukabumi-Ciawi. “Kita sudah beberapa tahun lalu mengusulkan pembangunan jalan tol, saat Pemkab Sukabumi masih dipimpin Maman Sulaeman. Kini, baru akses Ciawi saja yang dibuka. Sedangkan Sukabumi yang nantinya hingga batas Sukaraja, masuk tahap dua”, kata dia.

Bahu jalan sekarang, Aziz menambahkan, telah melebihi kapasitas.  Dengan demikian, sangat rentan terjadi kecelakaan bagi pengguna kendaraan. “Kita tinggal lihat gregetnya Pemkab Sukabumi saja”, tegas dia.

Di samping itu, imbuh Aziz, dengan kondisi bahu jalan yang rusak juga menjadi penyebab kemacetan. Seharusnya, pemerintah tanggap akan kondisi seperti itu. Ditambah jumlah kendaraan yang setiap hari semakin bertambah menambah daftar penyebab kemacetan. “Banyak kendala yang menyebabkan kemacetan. Jadi, solusinya harus membangun jalan bebas hambatan”, terang dia.

Hal senada dikatakan Ketua LSM Jaringan Masyarakat Bersatu (Jambe)Bambang Rudianto. Dia mengatakan, pembangunan jalan tol merupakan salah satu solusi mengurangi kemacetan. Selain itu, pemerintah  harus membenahi tata ruang di sepanjang jalur protokol Sukabumi-Ciawi.

Menurut Bambang, kemacetan bisa juga dipicu akibat tidak berkembangnya jalan-jalan alternatif. Sehingga menjadi beban bagi jalan nasional. Di samping itu, tidak konsistennya pemerintah terhadap tata ruang. “Hal ini juga memberikan sumbangsih yang tak kalah kecil akan kemacetan. Dimana pada jalur protokol banyak berdiri perusahaan swasta. Harusnya diantisipasi dengan cara setiap zona industri membuat jalan tembus untuk mengurai kemaceten”, tegas dia.

Pengembangan jalan alternatif, lanjut Bambang, seharusnya menjadi pembangunan utama. “Intinya pemerintah harus konsisten akan tata ruang sehingga tidak timbul kemacaten dan ekonomi akan tumbuh pesat. Pemkab Sukabumi sebelum membangun jalan tol  harus melakukan survei dan pengkajian. Sehingga, ketika investor masuk ingin membangun jalan, investor tidak buta dan kembali ke nol. Pengkajian terhadap pembangunan jalan tol, tujuannya agar mudah dijual bagi calon investor”, papar Bambang.

Sedangkan banyaknya jalan berlubang di jalan nasional, Bupati seharusnya kritis terhadap Kementerian PU sebagai pemeliharaan jalan nasional. “Bupati harus lakukan terobosan kepada Kementerian PU. Kalau dibiarkan, masyarakat akan menyalahkan pemerintah daerah”, tandas Bambang.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Sukabumi Andi Kusnadi menjawab pertanyaan NERACA menyatakan, pembangunan jalan tol bukan satu-satunya cara mengatasi kemacetan. Namun, perawatan jalan rusak di sepanjang jalur Sukabumi-Ciawi sangat diperlukan secepat mungkin.

“Saya memandang, angkutan industri seperti air, penyumbang kemacetan yang cukup lumayan. Padahal, kalau mereka membangun pipa hingga bogor, akan lebih meringankan biaya produksi perusahaan. Sehingga, tidak harus melakukan pengangkutan yang sangat tinggi. Ini perlu juga dipikirkan pihak perusahaan, khususnya yang bergerak di bisnis air minum”, tukas Andi. (ron)

BERITA TERKAIT

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…