Danai Modal Kerja 2019 - WIKA Terbitkan Perpetual Bond Rp 2 Triliun

NERACA

Jakarta – Tahun depan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana menerbitkan obligasi bunga abadi atau perpetual bond dengan nilai total Rp 2 triliun dan menawarkan bunga sebesar 10,5% hingga tiga tahun dengan pilihan step up rate. Bunga tersebut dapat dibayarkan setiap tiga bulan kepada masing – masing investor. “Nantinya dana yang diperoleh dari perpetual bond ini akan digunakan perseroan untuk kepentingan pembiayaan investasi dan modal kerja tahun depan,” kata Direktur Keuangan Wijaya Karya, Steve Kosasih di Jakarta, kemarin.

Rencananya, perpetual bond yang akan diterbitkan secara bertahap pada Januari 2019. Perpetual bond merupakan emisi obligasi tanpa waktu jatuh tempo. Tapi, jika selama periode tertentu investor tidak membeli kembali emisinya atau call option, maka bunga akan bertambah sesuai perjanjian. Disebutkan, perpetual bond ini memiliki tingkat bunga dengan kenaikan atau step up 2% dan 5% hingga lima tahun penerbitan. Hal itu berlaku apabila investor tidak mengambil call option untuk meminta pelunasan instrument tersebut.

Kata Steve, apabila tidak ada call option hingga akhir tahun ketiga masih 10,5 % bunganya dan jika lewat dari akhir tahun ketiga maka bunga akan step up 2% menjadi 12,5% yang dihitung mulai awal tahun keempat. Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, jika investor tidak mengambil call option hingga dua tahun kedepan maka tingkat bunga akan kembali step up 4,5% menjadi 17%. Tingkat bunga ini kemudian akan diberlakukan hingga seterusnya.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management bilang, rencana WIKA menerbitkan perpetual bond dengan tenor 3 tahun kupon 10,5% sangat menarik. "Kita compare saja sama yang baru menerbitkan, Adira Finance ADMF rating AAA tiga tahun 9% ini multifinance, kalau kita lihat ke credit spread IBPA. Untuk tenor 3 tahun selisih antara rating AAA dengan A itu sekitar 1,5% atau 132,93 basis poin (bps) ke 293,09 bps, jadi dapat kupon 10,5% sangat menarik," kata Eric.

Lebih lanjut dia menjelaskan, investor juga akan mencermati pemilihan presiden tahun depan, untuk memastikan keberlangsungan proyek infrastruktur di Indonesia tetap berlanjut. Risiko dalam penawaran ini adalah alasan WIKA menerbitkan perpetual bond karena rasio utang yang sudah di limit atas. Namun menurut Eric risiko gagal bayar berkurang karena WIKA adalah perusahaan BUMN.

Sebagai informasi, pada aksi korporasi tersebut, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan RHB Sekuritas mendapat mandate sebagai joint arrangers untuk perpetual bond Wijaya Karya. Sedangkan bertindak sebagai agen pemantau adalah Bank CIMB Niaga. Kustodian Efek Indonesia (KSEI) dalam hal ini bertindak sebagai agen pembayar. Asal tahu saja, perpetual bond dipilih karena WIKA membutuhkan pendanaan yang cepat dibandingkan menunggu laba ditahan atau retained earnings yang harus diakumulasi terlebih dahulu.

Selain itu, instrumen ini dipilih untuk menjaga rasio utang karena dana segar yang diterima perusahaan tidak dicatatkan ke saldo utang, melainkan ke ekuitas perusahaan. Perpetual bond kali ini merupakan bagian dari rencana Wijaya Karya memperkuat ekuitas hingga Rp 63 triliun pada tahun 2023. Total perpetual bond yang akan diterbitkan hingga lima tahun ke depan sebesar Rp 10 triliun.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…