Danai Pengembangan Usaha - Indoritel Ngutang Rp 2,50 Triliun dari Mandiri

NERACA

Jakarta – Danai ekspansi bisnisnya, PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) mendapat fasilitas pinjaman sebesar Rp 2,50 triliun dari bank Mandiri. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan dan Mandiri menandatangani perjanjian kredit khusus bersifat non-revolving dengan jangka waktu 3 tahun sejak penandatanganan dengan opsi perpanjangan 2 tahun.

Adapun suku bunga sebesar 9% atau dapat berubah sesuai ketentuan yang berlaku di bank Mandiri dengan anggunan kredit aset-aset perusahaan DNET.”Tujuan fasilitas pinjaman ini untuk pengembangan usaha yang telah ataupun akan dilaksanakan oleh Indoritel Group," kata Kiki Yanto Gunawan, Corporate Secretary DNET.

Sebagai informasi, emiten ritel ini menyampaikan optimistik target pendapatan tahun ini tumbuh dua kali lipat bisa tercapai. Sebagai perbandingan, perusahaan mencatat pendapatan Rp 56,3 miliar pada tahun lalu.  Haliman Kustedjo, Presiden Direktur Indoritel pernah bilang, lini bisnis yang akan mendorong pendapatan di tahun ini adalah layanan fiber optik. Tahun ini, perusahaan menargetkan layanan fiber optic akan menyentuh 10.887 kilometer di 14 provinsi,”Indoritel menargetkan pertumbuhan pendapatan dari entitas anak pada 2018 mencapai kira-kira dua kali lipat dari angka pendapatan yang diperoleh pada tahun 2017," ujarnya.

Anak usaha PT Mega Akses Persada pemilik fiber optic FiberStar menargetkan pembangunan serat optik mencapai 180.000 homepassed sehingga akhir tahun bisa mencapai 368.098 sambungan. Penambahan panjang jaringan juga akan meningkat dari 5.760 km menjadi 10.877 km di. 103 kota di 14 provinsi.”Pada kuartal I tahun 2018 pendapatan Indoritel tumbuh 162,08% menjadi Rp 24,7 miliar dibandinkan pendapatan pada periode yang sama tahun 2017 yakni Rp 9,42 miliar. Hal ini menandakan strategi kami sudah pada jalur yang benar," paparnya.

Selain FiberStar, perusahaan juga memiliki portal bisnis online melalui Ogahrugi.com dan memiliki 40% saham di PT Indomarco Prismatama, 35,84% di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan 25,77% di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang pendapatannya tidak terkonsolidasi.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…