OJK Targetkan DPK 2019 Tumbuh 11%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan simpanan perbankan atau Dana Pihak Ketiga bisa tumbuh hingga 11 persen (tahun ke tahun/yoy) pada 2019 meskipun likuiditas cenderung ketat dan pertumbuhan DPK masih melambat dibanding kredit. "Dari Rencana Bisnis Bank (RBB), DPK bank bisa tumbuh 11 persen, ada beberapa strategi yang disiapkan bank," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana, seperti dikutip Antara, kemarin.

Berdasarkan RBB yang sudah disetorkan perbankan, Heru mengklaim industri perbankan optimistis dengan penghimpunan dana. Berbeda dengan tahun ini, ketika pertumbuhan DPK cenderung melambat. Per November 2018, DPK baru tumbuh 7,19 persen (yoy), padahal kredit perbankan tumbuh agresif di 12,5 persen (yoy).

Heru mengatakan keyakinan perbankan itu karena saluran perbankan digital. Jaringan digital diyakini memberikan kemudahan yang akan menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank. Selain digitalisasi perbankan, Heru menambahkan perbankan juga akan menikmati manfaat dari penerapan peraturan yang mewajibkan eksportir menyimpan Devisa Hasil Eskpor bidang pertambangan, mineral, dan batu bara di dalam negeri. "Bank tampak menyambut optimistis soal itu," kata Heru.

Dengan perkiraan pertumbuhan DPK di 11 persen (yoy), industri perbankan menargetkan kredit akan tumbuh di kisaran 12-13 persen (yoy) tahun depan. Adapun untuk tahun ini, OJK meyakini pertumbuhan kredit perbankan berpeluang melebihi 12 persen (yoy).

Dalam kesempatan sebelumnya, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Wisnu Wardana menyebutkan, pihaknya memproyeksikan likuditas masih akan mengalami pengetatan di tahun depan. Kondisi tersebut tidak lepas dari situasi pasar global yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Dengan adanya pengetatan likuiditas tersebut maka tantangan industri perbankan untuk menyalurkan kredit juga akan semakin berat. "Nah, balik lagi kami setuju seperti yang diucapkan Perbanas kalau pertumbuhan kredit tahun depan semakin berat," kata Wisnu. 

Selain itu, dia memprediksikan, angka pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan khususnya deposito masih melambat hingga 2019. Diperkirakan angka pertumbuhan DPK hanya mencapai kisaran 8 hingga 9 persen saja di 2019. “Dengan kondisi uang keluar dan deposito perbankan ketat dan berkurang sementara BI dan OJK meng-cap bahwa LDR (loan to deposit ratio) harus 92 persen, pertumbuhan deposito jadi enggak tinggi sekitar 8 persen hingga 9 persen," ujarnya.

LDR adalah parameter untuk melihat ketersediaan dana (likuiditas) bank untuk memenuhi penyaluran kreditnya. Berdasarkan Peraturan No. 17/11/PBI/2015, mengatur bahwa batas bawah LDR, yang kemudian berubah menjadi LFR sebesar 78 persen sedangkan batas atasnya ditetapkan sebesar 92 persen. Mengutip data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah merilis data per September 2018, kredit perbankan sudah tumbuh 12,96 persen. Sementara DPK hanya tumbuh 6,6 persen. Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) menyentuh 94 persen.

 

 

BERITA TERKAIT

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…