Bidik Bisnis Tumbuh 10% di 2019 - Tifa Finance Butuh Pendanaan Rp 1 Trliun

NERACA

Jakarta – Perusahaan pembiayaan kendaraan, PT Tifa Finance (TIFA) menargetkan bisnis cukup konservatif dnegan menetapkan target pertumbuhan 5%-10% di 2019.”Tahun depan, pembiayaan infrastruktur diperkirakan masih slowdown, karena masih tahun politik,”kata Presiden Direktur TIFA, Bernard Thien di Jakarta, kemarin.

Untuk memenuhi target pertumbuhan, lanjut Bernard, perseroan membutuhkan pendanaan hingga Rp 1 triliun. Namun, semuanya tergantung kepada permintaan. Semoga saja di semester II 2018 permintaan akan naik setelah kepastian tahun politik. Lebih lanjut menurutnya, hingga saat ini mayoritas pendanaan masih didapatkan dari perbankan sisanya didapat dari surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN). Sekitar 80% pendanaan masih didapat dari perbankan. Sisanya dari MTN.

Pada 13 Oktober lalu perusahaan sudah melakukan penandatanganan perjanjian penerbitan MTN senilai US$ 10 juta. MTN tersebut dijamin dengan piutang TIFA senilai Rp 92,76 miliar. “Likuiditas kami saat ini masih baik. Kami baru saja menerbitkan MTN dan belum ada rencana lagi dalam waktu dekat. Targetnya kami akan menjaga rasio debt to equity ratio (DER) di bawah 5x,”kata Bernard.

Tahun depan, kata Bernard, perseroan masih akan fokus menyalurkan pembiayaan di sektor logistik, kesehatan dan infrastruktur. Hal tersebut merupakan bagian dari diversifikasi perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per September 2018, tercatat pembiayaan yang disalurkan atau piutang sewa pembiayaan sebesar Rp 1,29 triliun. Angka itu lebih rendah 7,56% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,40 triliun.

Sementara industri pembiayaan mengetat, perusahaan pada tahun ini menghadapi tantangan suku bunga.  Sepanjang tahun 2018 suku bunga acuan Bank Indonesia, 7 days reverse repo rate (BI 7DRRR) telah naik cukup agresif. Tercatat bunga acuan BI naik hingga 175 basis poin (bps) sepanjang tahun 2018. Merespons kondisi tersebut, TIFA turut menyesuaikan bunga acuan dengan menaikkan bunga pembiayaan hingga 50 bps pada kuartal III 2018 lalu. "Suka bunga tetep naik juga, kita tetap harus naik, setengah persen lah. Waktu bank menaikkan bunga, kami juga," tuturnya.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…