BRI Layani Cash Management Basarnas

 NERACA

 Jakarta - Potensi kantor cabang yang menyebar hingga pelosok daerah membuat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dilirik oleh Basarnas untuk memfasilitasi cash management system. Terutama untuk mempercepat penyaluran uang ke lokasi bencana.

Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam dalam MoU dengan Basarnas mengatakan, Basarnas melihat potensi BRI yang memiliki sekitar 7.800 kantor cabang di Indonesia, dan di pelosok sekalipun BRI ada. “Salah satu contohnya adalah Gempa Wasior silam, hanya BRI yang memiliki kantor cabang di pelosok sehingga. Potensi inilah yang dilirik untuk dikembangkan oleh Basarnas,” ungkap Asmawi di Jakarta, Kamis.

Untuk mempercepat pertolongan dan sampainya uang tersebut tergantung seberapa sulit lokasi bencana dicapai. Melalui BRI dan fasilitasi untuk mentransmisikan uang Basarnas dapat melakukan proses transaksi perbankan di daerah bencana. "Dengan ini semuanya akan dibutuhan langsung on line dan real time, sehingga Basarnas tidak perlu lagi membawa uang untuk dibelanjakan di sana. Peranan IT BRI pun akan sangat mempengaruhi proses penyaluran tersebut,” tambahnya.

Mengenai dana kelola yang akan disiapkan setelah MoU ini Asmawi mengaku tidak terlalu tahu persis. “Belum dapat berikan gambaran, karena ini semata untuk mempercepat kerja sama. Artinya BRI perannya mempercepat penyaluran kalau terjadi bencana. Ini namanya cash management,” tutur dia.

Asmawi mengatakan, sekira 80 persen dari total 35 ribu nasabah BRI berada di daerah. “Petani, nelayan banyak yang menjadi nasabah BRI. Mereka ini sangat rentan terkena resiko yang terkait dengan bencana alam. MoU ini pun diharapan mampu untuk menjadi sebuah solusi yang menguntungkan masing-masing pihak,” tutur dia.

Sedangkan bagi pihak Basarnas, kerjasama ini diharapkan akan memberikan kemudahan dalam memanfaatkan sistem layanan jasa perbankan yang cepat, nyaman, modern dan terpercaya melalui jaringan BRI yang tersebar luas. *rin

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…