Perketat Saham-Saham Bermasalah - BEI Bakal Tambah Jumlah Kriteria I-Suite

NERACA

Jakarta – Kebijakan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimplementasikan sistem i-suite pada saham emiten yang bermasalah, direspon positif pelaku pasar. Melihat respon tersebut dan dalam rangka melindungi investor, tidak tertutup kemungkinan jumlah kriteria i-suite dari tujuh bakal bertambah,” “Akhir tahun ini kami coba dulu dengan tujuh notifikasi. Nah, kedepan seperti apa? Tentunya ada masukan dari pelaku, sehingga bisa di ganti atau di tambah kriteria masalahnya,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, kemarin.

Nyoman mengaku, telah mengantungi beberapa kriteria sebagai cadangan yang akan dijadikan sebagai dasar notifikasi pada kode-kode saham emiten bermasalah. “Misalnya, pembatasan ruang lingkup usaha oleh regulator terkait. Contohnya emiten tambang, tapi oleh regulator atau Kementerian ESDM membekukan ijin usaha pertambangannya. Nah, kita perlu peringatkan kepada investor,” ujarnya.

Pada tahap awal notifikasi, lanjut Nyoman, yang akan diberikan berupa huruf yang ditempatkan pada setelah kode saham.“Misalnya saha XYZX.L, itu artinya terlambat menyampaikan laporan keuangan, tapi dia juga ekuitas negatif maka XYZX.L. E misalnya. Dengan notifikasi itu, investor dapat melanjutkan membaca keterbukaan terkait dengan masalah tersebut,” kata dia.

Sedangkan pada tahap awal, jelas Nyoman, terdapat tujuh kriteria bermasalah yang akan diberikan ‘tato’ atau I-Suite pada saham. Pertama, terlambat menyampaikan laporan keuangan.“Kita akan kasih tanda, sehingga saat bertransaksi investor akan tahu bahwa laporan keuangan yang digunakan periode sebelumnya dan paling up date belum menyampaikan,” jelasnya.

Masalah lainnya, lanjut Nyoman, yaitu; ekuitas negatif, pendapatan nol, opini laporan keuangan tidak menyatakan pendapat, opini laporan keuangan tidak sesuai dengan Standar Akutansi Keuangan, serta emiten dalam PKPU dan Pailit. Saat ini, pihak BEI masih menunggu persetujuan untuk penerapan notasi i-suite yang memantau saham-saham.

Presiden Direktur PT Lotus Andalan Sekuritas, Wientoro Prasetyo pernah bilang, penerapan notasi i-suite belum dilihat akan berpengaruh signifikan terhadap transaksi. Namun menurutnya, selama kriteria untuk penentuan notasi sesuai dengan aturan dan sewajarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Kalau itu jelas, semua terbuka dan transparan, saya rasa semua baik-baik aja ya," nilainya.

Ditambahkannya, mungkin dampak penerapan i-suite akan lebih terlihat lebih ke akuntabilitas dari bursa itu sendiri."Kalau misalnya ada saham-saham yang diberikan sticker khusus itu, ya supaya masyarakat juga lebih aware aja," ungkap Wientoro.

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…