Generasi Jaringan 5G Sudah di Depan Mata

Meski kehadirannya telah terdengar sejak beberapa tahun terakhir, teknologi jaringan 5G nyatanya belum benar-benar digunakan. Penerus teknologi jaringan 4G ini, hingga sekarang masih dalam tahap pengembangan.

Namun, tahun ini dapat dikatakan menjadi akhir penantian 5G. Alasannya, Qualcomm--sebagai perusahaan yang aktif mendorong kehadiran 5G--secara resmi memperkenalkan prosesor pertamanya yang mendukung teknologi jaringan tersebut, sekaligus menandakan kelahiran era smartphone 5G sudah ada di depan mata.

Kendati demikian, 5G sendiri tidak hanya dapat digunakan untuk smartphone. Teknologi jaringan suksesor 4G ini sebenarnya dapat digunakan untuk industri yang lebih besar dengan beragam vertikal. "5G akan lebih besar dari 3G dan 4G. Transisinya berbeda dan melampui smartphone, sebab juga terjadi di industri. 5G membawa perubahan lebih signifikan," kata President Qualcomm Inc. Cristiano R. Amon.

Perkataan Amon itu bukannya tanpa alasan, sebab teknologi jaringan 5G memang diproyeksikan dapat digunakan untuk menghubungkan beragam perangkat pintar.

Amon menjelaskan, 5G dapat menyokong kehadiran smart city hingga memenuhi beragam kebutuhan industri.

Hal itu dimungkinkan sebab teknologi 5G hadir dengan kecepatan lebih tinggi, latensi lebih rendah dan kapasitas lebih besar.

Ketiganya membuat teknologi ini mampu dimanfaatkan oleh lebih banyak model perangkat termasuk industri, tidak hanya perangkat mobile.

Oleh sebab itu, Amon menuturkan, 5G akan membawa era baru untuk teknologi seluler. Salah satu poin yang menjadi perhatian Amon adalah peningkatan pengalaman penggunaan jaringan seluler yang jauh lebih cepat dan responsif. "Dengan 5G, pengguna seraya membawa wireless fiber di tangan," tutur Amon menjelaskan.

Selain itu, 5G juga melayani jaringan seluler yang ada dengan lebih baik. Pemanfaatannya dapat dipakai untuk mendukung PC yang terkoneksi internet.

Tidak hanya itu, 5G turut menciptakan layanan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya, termasuk model bisnis yang benar-benar berbeda. Bahkan, bukan tidak mungkin dengan kebutuhan 5G yang tinggi di masa depan, teknologi ini akan serupa listrik yang dibutuhkan semua orang.

Perkembangan 5G yang lebih besar di masa depan juga tidak lepas dari adopsi di masing-masing wilayah.

Amon menuturkan, berbeda dari teknologi sebelumnya transisi 5G di beberapa wilayah dimulai di waktu yang hampir bersamaan, meski memiliki jadwal peluncuran berbeda.

Beberapa wilayah yang dimaksud Amon adalah Amerika Utara terutama Amerika Serikat, Eropa, Australia/Asia Tenggara, Jepang, termasuk Korea Selatan. Dengan kondisi tersebut, teknologi 5G diperkirakan bakal diadopsi lebih cepat dan hampir merata."Fase pertama kehadiran 5G secara komersial adalah 2019 dan tidak berhenti di situ. Jadi, teknologi ini tidak hanya digunakan untuk perangkat mobile tapi juga industri lain. Qualcomm juga sudah bekerja sama dengan   sejumlah operator termasuk OEM," paparnya.

Sekadar informasi, Qualcomm sendiri sudah sejak 2015 memulai pengembangan teknologi 5G. Lalu pada 2016, perusahaan memperkenalkan model 5G X50 yang disusul konsep smartphone 5G yang diumumkan pada Oktober 2017.

Di Indoneisa sendiri, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi pemerintah dalam menerapkan teknologi generasi kelima atau 5G di masyarakat. Sejumlah kendala itu antara lain belum ditetapkannya teknologi dan lokasi frekuensi. Meski aturan itu telah disiapkan, kata Rudiantara, belum ada dalam bentuk keputusan.

Menkominfo menyebut operator juga belum menyampaikan model bisnisnya. Hal itu membuat operasionalisasi teknologi generasi ke lima atau 5G belum akan hadir dalam waktu dekat di Indonesia.

"Teknologi belum ditetapkan. Lokasi frekuensi belum juga kita tetapkan. Walaupun kita telah siapkan, walaupun belum dalam bentuk keputusan. Yang lebih penting lagi, adalah model bisnis dari operator. Operator saja belum menyampaikan model bisnisnya seperti apa. Jadi kalau operasionalisasi dari 5G masih belum," kata Rudiantara

Menkominfo mengatakan kendala lain adalah belum ditemukannya formulasi model bisnis jaringan 5G, karena belum banyak perusahaan yang menggunakannya.

Meski begitu, Rudiantara mengklaim masyarakat juga perlu diberikan suatu perkenalan teknologi 5G sehingga masyarakat tidak ketinggalan dari sisi perkembangan teknologi terkini. "Jadi kalau ujicoba, showcase, ditujukan kepada masyarakat agar masyarakat bisa merasakan apa itu manfaatnya teknologi, itu tidak masalah," tukasnya.

BERITA TERKAIT

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink

  Confluent Umumkan Ketersediaan Confluent Cloud untuk Apache Flink NERACA Jakarta – Confluent, Inc. pelopor streaming data, mengumumkan ketersediaan umum…

Hindari Jadi Budak Medsos - Tidak Asal Sharing Informasi Tanpa Ricek

Sejak bangun tidur sampai tidur lagi di alam nyata, sebagian besar warga juga menjadi warga di alam digital lewat jaringan…

Teknologi AI, Kawan atau Lawan?

  Teknologi AI, Kawan atau Lawan?  NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan…