Lunasi Utang US$ 200 Juta - XL Axiata Rencanakan Refinancing di 2019

NERACA

Jakarta – Mengurangi porsi beban utang, PT XL Axiata Tbk (EXCL) bakal bayar utang senilai US$ 200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman. “XL akan melakukan refinancing loan untuk membayar utang dan rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah,”kata Group Head Corporate Communication EXCL, Tri Wahyu Ningsih di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya ratio utang EXCL tidak berkurang. Namun sayang, dia belum dapat menyebutkan berapa jumlah refinancing yang akan dilakukan. Sebelumnya, perseroan telah melunasi sukuk ijarah berekelanjutan I PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahap I tahun 2015 untuk seri B yang jatuh tempo pada 2 Desember 2018 sebesar Rp 258 miliar.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan mengatakan, salah satu faktor perusahaan melakukan refinancing adalah karena belum tercukupinya dana untuk melunasi utang. Dirinya menilai, sejatinya tidak ada pilihan lain untuk EXCL dalam membayar utang yang akan jatuh tempo pada waktu dekat kecuali dengan melakukan refinancing. Alasannya karena dari sisi kinerja perusahaan ini masih mengalami kerugian. “EXCL tidak punya pilihan lain kecuali refinancing kinerja masih rugi bersih, sehingga dari sisi operasional tidak mencukupi untuk membayar utang yang segera jatuh tempo, makanya mereka menerbitan utang baru,” jelasnya.

Memang jika melihat laporan keuangan priode 9 bulan pertama, perseroan masih membukukan rugi sebesar Rp 144,81 miliar. Oleh karena itu, Alfred menyarankan agar Investor wait and see terlebih dahulu saham ini karena pesaingnya masih membukukan laba, selain itu walaupun valuasi EXCL dibawah 10 kali namun Alfred menganggap valuasi EXCL tidak dapat dijadikan acuan oleh Investor untuk mengoleksi saham emiten berkode sandi EXCL, lantaran kinerjanya yang masih merugi,

Secara book value, kata Alfred memang murah, tapi karena merugi pertimbangan book value masih belum cukup kuat untuk bisa menjadi alasan sahamnya murah sehingga layak untuk dibeli. Disamping itu Analis Ciptadana sekuritas Gani melihat, langkah yang dilakukan EXCL dengan melakukan refinancing dari dollar AS ke rupiah akan menjadi positif kedepannya, sebab dia menduga cara tersebut dilakukan dilakukan EXCL untuk menghindari fluktuasi dari segi kurs.”Setiap tahun perusahaan teleko akan nambah terus hutangnya karena terus melakukan ekspansi, jadi ya bagus kalau melakukan refinancing dalam bentuk rupiah,” ujarnya.

Namun dia tidak menyarankan investor untuk mengoleksi saham ini, sebaiknya investor wait and see saham ini hingga tarifnya lebih baik dari kompetitornya.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…