BRPT Bagikan Dividen Interim Rp 250 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2018. Besaran dividen interim BRPT ini adalah Rp 14,13 per saham. Secara total, BRPT akan membagikan dividen interim dengan nilai US$ 17,23 juta atau sekitar Rp 250 miliar. Dengan harga saham kemarin di level Rp 2.070 per saham, dividen yield BRPT sebesar 0,68%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Wakil Direktur Utama Barito Pacific, Rudy Suparman, pemegang saham akan menerima dividen interim pada 21 Desember mendatang. Dividen interim tersebut ditentukan berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (6/12) sebesar Rp 14.507 per US$. Sebagai informasi, masa akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen atau cum dividen di pasar reguler dan negosiasi akan segera berakhir pada 14 Desember mendatang. Sedangkan cum dividen di pasar tunai pada 18 Desember.

Perolehan laba Barito Pacific hingga akhir kuartal III-2018 anjlok 41,89% menjadi US$ 70,38 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode yang sama di tahun 2017 berhasil meraup cuan US$ 121,12 juta. Perseroan juga menyampaikan rencana refinancing di tahun depan dan dengan aksi korporasi tersebut, beban bunga utang diprediksi akan berkurang hingga 30%. Penurunan beban bunga ini terjadi karena perusahaan akan mengurangi utang yang akan diselesaikan pada awal Januari 2019 nanti. "Kita lakukan ini untuk mengefisiensikan balance sheet kita. Akan diturunkan jadi US$ 175 juta, kedua bunganya lebih rendah dan jangkanya lebih panjang. Otomatis tahun depan payment interestnya akan lebih turun,”kata Direktur Utama Barito Pacific, Agus Salim Pangestu.

Disampaikannya, perusahaan berupaya untuk mengefisiensikan keuangan perusahaan dengan melakukan pelunasan utang sehingga beban keuangan keuangan perusahaan menjadi lebih ringan. Lebih lanjut, Direktur Independen Barito Pacific David Kosasih mengatakan perusahaan akan melakukan pembayaran utang kepada Bangkok Bank senilai US$ 250 juta. Dana pembayaran ini diperoleh dari pinjaman senilai US$ 200 juta, sisanya akan dibayarkan menggunakan dana hasil penawaran umum terbatas (PUT) II yang dilakukan beberapa waktu lalu.”Penurunan beban bunga bisa sampai 30% di tahun depan karena pembayaran ke Bangkok Bank ini akan selesai Januari 2019," jelas dia.

Dia menjelaskan, perusahaan juga baru saja meminta restu kepada pemegang saham untuk menggunakan dana PUT tersebut untuk pembayaran utang. Lantaran sebelumnya dana PUT ini akan digunakan untuk keperluan pembiayaan akuisisi Star Energy, pembangunan pembangkit listrik Jawa 9 dan 10 dan investasi di properti saja.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…