Presiden Apresiasi Prestasi Difabel - Inspirasi Semangat Disabilitas Yang Pantang Menyerah

Keberadaan disabilitas masih belum sambut ramah oleh masyarakat dan bahkan institusi sekalipun, sehingga prilaku diskiriminatif masih saja ditemukan di lapangan. Hal ini tidak lepas belum sadar dan pekannya masyarakat akan hak yang sama bagi mereka dalam segala hal. Padahal, tidak jarang mereka disabilitas memiliki prestasi dan keteguhan yang bisa menjadi inspirasi dan layak  mendapatkan apresasi yang besar.

Presiden Joko Widodo dalam acara peringatan hari Disabilitas Internasional 2018 menyatakan, kebanggaannya dan mengapresiasi atas prestasi-prestasi gemilang yang diraih oleh para difabel Tanah Air.”Prestasi yang gemilang dari anak-anak tersebut, saya pastikan bisa terjadi karena semangat juangnya, bisa terjadi karena kerja kerasnya, bisa terjadi karena kreativitasnya,"ujarnya di Bekasi awal pekan kemarin.

Presiden mengatakan, prestasi gemilang para difabel menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Presiden, seluruh warga Indonesia harus percaya diri dan bekerja keras serta berinovasi untuk meraih prestasi. Kepala negara menyebutkan beberapa nama difabel berprestasi antara lain Krisnawati Utami yaitu WNI pertama yang menjadi duta komitme penyandang disabilitas PBB tahun 2018, Siti Aisyah yang sukses dengan bisnis online-nya, Surya Sahetapi penggerak komunitas handituli, maupun Fahmi Husain yang berhasil meraih penghargaan desain terbaik.”Ini semangat-semangat seperti ini yang harus kita tumbuhkan. Semangat-semangat seperti ini yang harus terus ditingkatkan," kata Presiden Jokowi.

Kegiatan peringatan itu mengangkat tema "Indonesia Inklusi dan Ramah Disabilitas". Pemerintah juga mengajak seluruh pihak bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah terhadap penyandang disabilitas dan akan terus mendorong pembangunan fasilitas yang ramah bagi difabel. Beberapa fasilitas yang telah dibangun salah satunya di kawasan stadion Gelora Bung Karno.

Selain itu, presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar dirinya terus diingatkan soal janjinya membangun pabrik untuk penyandang disabilitas yang sempat diutarakan empat tahun lalu. Hal ini disampaikan sebagai bentuk komitmennya mendukung kesetaraan dan akses luas terhadap para difabel,”Empat tahun yang lalu saya mendapatkan usulan untuk membangun sebuah pabrik untuk penyandang disabilitas. Tapi saya tunggu-tunggu katanya mau dicarikan tanahnya saya tunggu tanahnya sampai sekarang tanahnya belum ada," katanya.

Jokowi lalu meminta Menteri Sosial, Agus Gumiwang agar mengambil alih menuntaskan programnya. Menurut Jokowi, dia tetap mendengar jika ada pihak yang lebih dahulu menyatakan kesanggupan membangun pabrik untuk para difabel ini. Namun jika tak kunjung datang maka tugas diambil alih Menteri Sosial.”Segera akan kami bangun yang namanya pabrik itu, entah untuk garmen, entah untuk elektronik, entah untuk inovasi-inovasi yang lain,"tuturnya.

Menurut Jokowi, pembangunan pabrik ini penting dalam rangka memberi ruang bagi difabel untuk berkarya. Pasalnya, kata dia, Indonesia memiliki banyak penyandang disabilitas yang berprestasi."Ini sangat luar biasa dan harus ada wadah yang memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk berprestasi, untuk berkarya," kata dia.

 

Perhatian Para Disabilitas

 

Jokowi menuturkan, dia ingin negara betul-betul memperhatikan para penyandang disabilitas. Meski sudah ada undang-undang yang mengatur, kata dia, yang paling penting adalah implementasi. "Saya tolong dikejar-kejar, diingatkan sehingga saya bisa mengejar juga ke menteri. Menteri bisa mengejar ke dirjen agar ini pabrik bisa direalisasi," kata Jokowi.

Sementara bocah difabel berusia 9 tahun bernama Muklis Abdul Kholik atau Adul menyampaikan keinginannya untuk terus bersekolah hingga perguruan tinggi saat diskusi dengan Presiden Joko Widodo.”Ingin sekolah sampai kuliah," demikian jawab Adul ketika berdiskusi dengan Presiden Jokowi.
Saat diskusi dengan Presiden Jokowi, Adul dipangku oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang. Adul juga mengatakan dia bercita-cita sebagai pemadam kebakaran.”Mau nolong orang," ungkap Adul menjelaskan alasannya memilih pemadam kebakaran disambut senyuman dan anggukan bangga Presiden.
Acungan jempol pun diberikan oleh Presiden Jokowi kepada Adul seketika. Adul adalah bocah difabel yang berjalan merangkak sejauh 3 kilometer untuk mencapai sekolahnya. Sebagai informasi, data dari Program Perlindungan dan Layanan Sosial (PPLS) pada 2012 menunjukkan ada 3.838.985 penyandang disabilitas yang tinggal di Indonesia. Namun sayangnya mereka masih menghadapi beragam isu mobilitas sehari-hari, seperti trotoar yang dipenuhi pedagang kaki lima, jembatan bagi pejalan kaki tanpa fasilitas elevator, bahkan area khusus penyandang disabilitas yang disalahgunakan oleh para pengemudi transportasi umum.

Kata Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementeria Kesehatan, saat ini berbagai kebutuhan penyandang disabilitas di masyarakat belum tersedia secara optimal. “Terbatasnya sarana, prasarana, dan sumber daya manusia akan kebutuhan penyandang disabilitas memperbesar kesenjangan penyandang disabilitas untuk dapat berinteraksi dan berpartisipasi dalam masyarakat serta memenuhi kebutuhannya," tuturnya.

Anung menambahkan, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa moda transportasi merupakan penunjang terhadap pelayanan kesehatan terutama pada daerah perkotaan. Namun keterbatasan akses transportasi juga masih menjadi momok tersendiri bagi para difabel.

Sri Purwanti, Kasubdit Gangguan Indera dan Fungsional Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga menyebutkan bahwa para difabel memiliki pelayanan kesehatan yang sama seperti orang lainnya. "Hanya saja aksesibilitasnya, seperti tadi apakah semua layanan kesehatan memiliki itu? Apakah sudah ramah disabilitas? Misalnya orang-orang dengan kursi roda, atau orang-orang tuna rungu, bagaimana bahasanya, cara mereka menyampaikan keluhannya. Itu yang sedang ditingkatkan, dikembangkan oleh Kemenkes, bagaimana para petugas kesehatan ramah terhadap penyandang disabilitas," jelas Sri.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…