NERACA
Jakarta – Tahun politik di tahun 2019 menjadi momentum bagi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memacu pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi. Dimana perseroan memproyeksikan pertumbuhan penjualan pada tahun depan lebih tinggi dibandingkan dengan 2018. "Tahun depan, meski lebih baik. Faktornya bisa bermacam-macam, biasanya tahun Pemilu konsumsi meningkat,”kata Direktur Indofood Sukses, Makmur Franciscus Welirang di Jakarta, kemarin.
Keyakinan tahun politik tidak mempangaruhi target penjualan didasarkan pada pengalaman pada tahun pemilu 2014 mencapai Rp63,59 triliun, atau naik 10,15% year on year. Lalu pada tahun selanjutnya, pertumbuhan penjualan INDF kembali satu digit. Kemudian, penjualan pada 2015, 2016 dan 2017, penjualan perseroan masing-masing Rp64,06 triliun, Rp66,65 triliun dan Rp70,18 triliun, atau masing-masing tumbuh 0,73%, 4,04% dan 5,2%.
Perseroan memproyeksikan pertumbuhan pada tahun depan, lebih baik dari tahun ini. Sementara itu, dalam laporan September 2018, penjualan bersih INDF hingga September 2018 senilai Rp54,74 triliun, naik 3,04% dari posisi Rp53,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. INDF memiliki tiga segmen penjualan.
Hingga September 2018, penjualan INDF paling banyak berasal dari produk konsumen bermerek senilai Rp29,02 triliun. Lalu disusul oleh penjualan dari segmen Bogasari dan agribisnis masing-masing senilai Rp12,52 triliun dan Rp8,81 triliun. Dari tiga segmen tersebut, hanya segmen agribisnis yang mencatatkan penurunan hingga 17,12% year on year dari posisi Rp10,63 triliun pada September 2017.
Menurut analis Ciptadana Sekuritas, Stella Amelinda, sentimen pemilu terhadap konsumsi cenderung positif. Menurutnya, pemilihan presiden yang dilaksanakan pada April 2019 berpotensi mendorong konsumsi. Apalagi, selama kampanye, tambah Stella, partai politik memiliki niat belanja yang lebih tinggi pada produk dan layanan yang terkait dengan kampanye, terutama FMCG (fast moving consumer goods) dan rokok yang akan menerima sebagian besar manfaatnya.
Stella memproyeksikan price earning ratio (PER) INDF pada tahun depan berpotensi mencapai 13 kali, dan EV/EBITDA (enterprise value/earnings before interest, taxes, depreciation and amortization) diproyeksikan mencapai 3,5 kali dan return on equity (ROE) mencapai 11,6%. Dia menilai, memiliki valuasi yang menarik karena PER 13,5 kali berada di bawah rata-rata historisnya 5 tahun (15 kali). Stella menambahkan, Indofood harus bisa memonetisasi pemulihan permintaan tahun depan.
Tercatat di kuartal tiga 2018, PT Indofood Sukses Makmur Tbk berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang cukup apik. Dimana perseroan membukukan penjualan bersih naik 3,1% menjadi Rp54,74 triliun dibandingkan periode sama tahun Ialu Rp53,12 triliun. Direktur Utama dan CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Anthoni Salim pernah mengatakan, secara umum harga CPO tetap menjadi tantangan bagi kinerja perseroan. Sebagai catatan yang positif, pihaknya tetap dapat meraih pertumbuhan penjualan di periode sembilan bulan tahun ini dengan didukung oleh kinerja Grup CBP yang kuat.
Disampaikannya, laba usaha tumbuh 1,4% menjadi Rp6,79 triliun pada kuartal ketiga 2018, dan marjin laba usaha sedikit menurun menjadi 12,4%.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…