WIKA Incar Kontrak Rp 70 Triliun di 2019

NERACA

Jakarta – Tahun depan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membidik kontrak baru sebesar Rp70 triliun. Dimana target tersebut akan mengandalkan kontrak bernilai besar seperti pembangunan MRT dan LRT. “Tahun depan targetnya Rp70 triliun tapi akan kami konfirmasi lagi nilainya di akhir tahun,”kata Direktur Wijaya Karya, Antonius NS Kosasih di Jakarta, kemarin.

Pada tahun depan, perseroan masih akan mengerjakan beberapa proyek jumbo seperti pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) tahap dua. Keduanya akan berkontribusi besar pada perolehan kontrak emiten pelat merah tersebut. Sementara untu target kontrak hingga akhir tahun ini, perseroan optimistis kontrak dapat mencapai Rp58 triliun. Padahal, hingga Oktober 2018 perseroan baru membukukan sebesar Rp28,51 triliun.”Kami masih optimistis tercapai karena masih banyak kontrak yang akan kami dapat mulai akhir November sampai pekan ketiga Desmber 2018 ini,’ujarnya.

Antonius mengungkapkan, perseroan telah mengantongi kontrak sebesar Rp28,51 triliun per Oktober 2018  atau hanya 49,07% dari target kontrak perseroan. Pada awal tahun ini, WIKA menyampaikan akan mengincar kontrak sebesar Rp58,11 triliun. Dengan asumsi tambahan kontrak tersebut, Wijaya Karya memprediksi  pendapatan dan laba bersih perseroan pada tahun depan dapat tumbuh pada kisaran 20%.

Hingga akhir tahun ini, Antonius memprediksi masing-masing pendapatan dan laba bersih perseroan dapat menyentuh Rp39 triliun dan Rp2 triliun. Tercatat di kuartal tiga 2018, WIKA membukukan pendapatan Rp21 triliun hingga periode yang berakhir 30 September 2018. Nilai tersebut meningkat 32,3% dari periode sama tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar Rp15,87 triliun. Pada periode itu, WIKA mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp860,45 miliar, meningkat 26,05% (yoy) yang sebesar Rp682,63 miliar.

Kemudian untuk belanja modal, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp 22 triliun. Dimana dana tersebut, kata Direktur Utama WIKA, Tumiyana, akan digunakan untuk sektor properti, energi, hingga infrastruktur. Lebih lanjut, Tumiyana menjelaskan, dana tersebut paling besar akan dialokasikan ke sektor energi, khususnya energi logistik. Adapun dana itu berasal dari kas dan utang.”Masih didominasi energi sekitar 37% dari totalnya, energi ya energi logistik. Sumbernya dari ekuitas sendiri (kas) dan dari debt," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan capex itu, WIKA juga akan menerbitkan obligasi melalui penawaran umum sebesar Rp 5 triliun. Lalu untuk modal dari kas perusahaan sebesar Rp 6,6 triliun atau 30% dari modal yang disiapkan.”Bond-nya (obligasi) antara Rp 5 triliun. Kasnya sekitar Rp 6 triliunan lah," kata Tumiyana.

Tumiyana juga menjelaskan, perseroan akan mencari dana lain selain menerbitkan obligasi dan kas perusahaan. Termasuk untuk melakukan global bond (obligasi dengan valuta asing).”Sisanya nanti kita mix, nanti kita liat lah mana yang lebih efisien. Kan market belum keliatan tahun depan,"jelasnya.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…