Produk Jateng Optimistis Diterima Arab Saudi

NERACA

Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimistis produk-produk asal Jawa Tengah yang dipamerkan pada 'Made in Indonesia Expo 2018' di Jeddah dapat diterima oleh masyarakat Arab Saudi. "Saya optimis, hanya optimisme yang bisa memenangi pertempuran," kata Ganjar ketika ditemui di lokasi pameran 'Made in Indonesia Expo 2018' di Jeddah, disalin dari laman Antara.

Menurut Ganjar, beberapa produk asal Jawa Tengah di antaranya sarung goyor, briket batok, karoseri, kopi, batu cincin, dan keramik mampu merebut hati masyarakat Jeddah dan Arab Saudi. "Untuk briket batok itu ternyata sangat diminati. Dan bahkan permintaannya naik terus. Jadi UMKM nya sekarang kami bawa dan kami promosikan," ungkap Ganjar.

Pada pameran produk Indonesia yang pertama kali digelar setelah 25 tahun ini, Ganjar menyampaikan perlunya evaluasi menyeluruh, baik dari sisi penyelenggaraan, pendanaan, produk hingga pengelolaan acaranya.

Ganjar berharap, pameran selanjutnya dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan dilengkapi media yang komprehensif untuk menyampaikan berbagai potensi ekonomi di Indonesia. "Ke depan kita bisa menyediakan media informasi yang lengkap, misalnya soal pariwisata yang memang banyak orang Arab berwisata ke Indonesia. Jadi meskipun produk yang ditampilkan sedikit, tapi bisa memberikan banyak informasi," ungkapnya.

Para pengusaha Indonesia dan Arab Saudi agresif dalam meningkatkan kemitraan bisnis, yang tercermin dari pelaksanaan Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi sebagai rangkaian acara 'Made in Indonesia Expo 2018' di Jeddah.

"Forum bisnis ini pertama kali dilakukan dan terlihat antusiasmenya sangat besar. Para pengusaha juga langsung menunjuk sektor mana yang mereka ingin dikerjasamakan," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda di Jeddah, Jumat pekan lalu.

"Made in Indonesia Expo 2018" di Jeddah ramai dikunjungi para pengusaha dari kedua negara. Arlinda menyampaikan, pengusaha Arab Saudi membidik beberapa produk asal Indonesia untuk didistribusikan di negaranya. "Banyak ya, ada yang mau jadi agen minyak goreng, dan beberapa produk lainnya, ada juga yang minat investasi. Kami terbuka untuk semua kemitraan," ungkapnya.

Hal tersebut, lanjutnya, membuktikan bahwa berbagai produk yang ada di Indonesia memiliki standar yang sesuai dengan masyarakat di Arab Saudi. Pada kesempatan tersebut, Arlinda memaparkan, hubungan Indonesia dan Arab telah berlangsung lama, bahkan sebelum negara-negara secara resmi didirikan.

Sejak berabad-abad yang lalu para sarjana dan saudagar Arab telah mengunjungi Indonesia untuk berkhotbah dan berdagang. Orang Indonesia juga mengunjungi Arab Saudi untuk haji dan belajar Islam.

Secara resmi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi telah terbentuk selama 68 tahun, sejak 1 Mei 1950. Para pemimpin kedua negara saling mengunjungi. Ada kesenjangan 46 tahun antara kunjungan pertama Raja Saudi ke Indonesia, Raja Faisal pada tahun 1970 dan Raja Salman pada tahun 2017.

"Kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada Maret 2017 memiliki dampak yang sangat positif terhadap hubungan kedua negara. Kunjungan ini menghasilkan 11 perjanjian kerja sama di berbagai bidang senilai Rp325 Triliun," tutur Arlinda.

Setelah kunjungan Raja Salman, pada 22 Oktober 2018, Menteri Luar Negeri Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor. Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Menteri Luar Negeri Indonesia mengadakan Rapat Komisi Gabungan antara Indonesia - Arab Saudi, di mana dampak ekonominya terus berlanjut hingga kini.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menilai Arab Saudi kini mulai menjadikan Indonesia sebagai mitra bisnis. Selain dari kunjungan Raja Salman, hal ini juga ditunjukkan dari beberapa hal antara lain rencana investasi dan pengembangan bisnis oleh salah satu perusahaan asal Arab Saudi bernama Mohammed Bawazir for Trading Co Ltd (MBT).

"Mereka ingin agar Indonesia lebih terbuka dan aturannya dipermudah untuk pebisnis Arab Saudi. Hal itu menunjukkan bahwa Saudi sudah mulai menjadikan Indonesia mitra mereka," kata Arlinda usai bertemu jajaran direksi MBT di Jeddah, sebagaimana disalin dari Antara. Arlinda menilai, perusahaan asal Saudi yang telah meraih dua penghargaan Primaduta ini terhitung sebagai pembeli loyal produk makanan dan minuman asal Indonesia.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…