Bank Mandiri Perkuat Pengembang Digitalisasi Perbankan

NERACA

Semarang –  Peningkatan teknologi di Indonesia sudah berkembang semakin kencang. Oleh karenanya, guna terus meningkatkan performa layanan kepada para nasabahnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,  saat ini pun kian memperkuat pengembangan digitalisasi perbankan.

Sunarto Xie, Senior Vice President Digital Banking Bank Mandiri, menyebutkan, saat ini perkembangan digital tanah air semakin pesat. Tentu saja kami, mengikuti dinamika itu dan terus mengupgrade teknologi digital yang kami punya agar memudahkan layanan. “Service buat kami adalah nomer satu. Saat ini mayoritas nasabah sudah berbasis online. Jadi langkah yang tentu kami kembangkan adalah digitalisasi perbankanya yang terus digenjot,” katanya, saat mengisi acara Workshop Media Training Mandiri 2018, di Semarang, Kamis (29/11).

Jika dulu , lanjut Sunarto, seluruh perbankan menjadikan ATM sebagai alat transaksi perbankan. Namun dewasa ini cenderung pada penggunaan mobile banking. “Dulu perbankan membangun penguatan tekhnologi untuk ATM sekarang mobile banking, karena memang arahnya sudah pada digitalisasi,” tambahnya.

Oleh karenanya, sambung Sunarto, yang harus kita kejar itu bagaimana penguatan pada tekhnologi digitalnya. “Kami selalu berpikir untuk menciptkan sesuatu yang berbasis digital. Jadi saat teknologi masuk ke masyarakat kita tinggal aplikasikan,” sambungnya.

Jika menilik perjalanan industry perbankan, dulu orang masih datang ke cabang untuk bertransaksi, maka kami membuka cabang sebanyak-banyaknya agar mudah dijangkau nasabah. Lalu, menggiring masyarakat untuk melakukan transaksi di ATM, itu pun demikian bank melakukan penguatan di ATM. Dan saat ini pada mobile banking maka investasi yang kami perbesar pada pembangunan dan peningkatan teknologi digital bank kami. “Nantinya semua transaksi bisa dilakukan dengan smartphone digenggaman kita. Hanya tarik uang tunai saja yang tidak bisa dilakukan masih harus ke kantor cabang atau lewat ATM. Makanya wajar saja kalau investasi saat ini kami pada pengembangan digitalisasinya,”ujarnya.

Dan untuk tahun 2018, menurutnya, Bank Mandiri mengalokasikan Capex sebesar Rp 3,15 triliun. Dari jumlah tersebut, anggaran digunakan untuk IT sebesar Rp 1,75 triliun dan sisanya non IT. Sementara realisasihingga sepuluh bulan pertama 2018 adalah sekitar 43 persen atau Rp 1,35 triliun.  sebesar 60 hingga 70 persen dari anggaran IT, digunakan untuk proses bisnis re-engineering, sebagian lainnya untuk security cyber tech dan memperbaiki app.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan, sektor perbankan perlu beradaptasi dengan perkembangan digitalisasi dan pada saat yang sama juga harus mempertahankan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan pada regulasi serta mengelola risiko. Menurutnya, setidaknya ada dua tantangan yang berasal dari sisi internal dan eksternal perbankan dalam menghadapi era digitalisasi.

Dari sisi internal, menurutnya, perbankan memiliki struktur organisasi dengan standar operasional prosedur dan manajemen risiko yang sangat ketat. Berbeda dengan industri fintech yang lebih lentur dalam hal tersebut. “Ini memang menjadi tantangan di dalam membangun kecepatan beradaptasi dengan hadirnya teknologi finansial,”katanya.

Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi memang memungkinkan aktivitas ekonomi dilakukan dengan lebih fleksibel, Namun demikian, ekonomi digital tetap menjadi tantangan karena sifat kompleksitasnya, terutama dari sisi keamanannya.

Untuk itu, dari sisi eksternal, dia menyebut tantangan itu hadir dari sisi customer, sebab pengguna cenderung memilih penyedia jasa keuangan yang menghadirkan kecepatan dan kenyamanan.

Perbankan masa kini, lanjutnya, harus melakukan pendekatan membangun ekosistem digital dengan berkolaborasi dengan pelaku usaha digital, seperti e-commerce. Namun, membangun budaya tersebut memang tidak mudah, tapi harus dilakukan karena itu adalah cara perbankan konvensional bersaing di masa yang akan datang. “Dari sisi regulasi harus cukup memberi ruang bukan hanya pemain-pemain baru tapi juga pemain lama untuk berinovasi secara efektif tapi tetap aman,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…