NERACA
Jakarta - Perusahaan gas pelat merah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengaku siap mendistribusikan pasokan gas bumi yang akan dialirkan melalui terminal LNG terapung Belawan, Sumatera Utara.
Menurut Sekretaris Perusahaan PGAS, Heri Yusup, geliat pelaksanaan proyek distribusi tersebut dibuktikan dengan dilaksanakannya penandatanganan kontrak penyediaan pipa distribusi gas bumi antara PGAS dengan PT KHI Pipe Industries (KHI), sebagai komitmen perseroan dalam menyediakan kebutuhan energy, khususnya gas bumi di Provinsi Sumatera Utara.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ketahanan energi sesuai dengan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010.
Sesuai perjanjian, KHI akan menyediakan kebutuhan pipa baja ukuran 16” sepanjang ± 11 kilometer (km) dan ukuran 12” sepanjang ± 22 km. Sesuai standar internasional untuk menjamin keamanan jaringan pipa gas bumi, pipa yang akan disupplai telah mengikuti standar API 5L Grade B.
Dari sisi kesiapan distribusi penyerapan gas bumi, lanjut Heri, perseroan segera melakukan sosialisasi kepada pelanggan dan calon pelanggan Industri dan komersial, sehingga gas bumi yang dialirkan akan menghidupkan geliat roda ekonomi di kawasan industri di Medan dan sekitarnya.“Gas yang dialirkan ini akan dimanfaatkan sebagai tenaga listrik maupun energi lainnya,” ujar Heri, melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, Selasa (6/3).
Nantinya, pipa tersebut akan menghubungkan fasilitas regasifikasi ke stasiun distribusi PGAS di onshore. Selanjutnya, diteruskan ke jaringan pipa distribusi di wilayah Medan dan sekitar. Dengan semakin cepatnya penyelesaian proyek penyediaan sumber energi, baik hulu maupun hilir, tentunya akan mengarah pada peningkatan daya saing industri dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat yang pada akhirnya bermuara pada peningkatkan daya saing perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai informasi, harga jual gas PGAS pada 2011 rata-rata US$ 8,6 per juta meter kubik (mmbtu), lebih tinggi dari 2010 yang hanya sebesar US$ 7 mmbtu. Maklum saja, PGAS sudah mulai menyesuaikan harga jual dengan kenaikan harga beli gas. Tahun lalu, PGAS meraup penjualan Rp 19,76 triliun. Sedangkan, perkiraan mendapat pasokan tambahan 50 juta kaki kubik per hari (mmscfd) sehingga pasokan tahun ini berjumlah 820 mmscfd.
Tidsak hanya itu, PGAS juga akan mendapatkan pasokan tambahan dari anak usahanya, PT Nusantara Regas. Perusahaan patungan PGAS dan PT Pertamina (Persero) ini tengah membangun fasilitas penyimpanan floating storage regassification unit (FSRU) berkapasitas 480 mmscfd dan diharapkan beroperasi penuh secara komersial pada akhir Maret atau awal April 2012. [ardi]
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…