Pelaksanaan E-Book Building - OJK Batasi Investor Ritel Beli Saham IPO

NERACA

Jakarta Dalam rangka membuka akses lebih luas kepada investor ritel, kedepan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan membatasi nilai pemesanan investor ritel sebesar Rp100 juta dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering secara elektronik. Hal tersebut tertuang dalam rancangan surat edaran OJK tentang penerapan pelaksanaan penawaran awal, penawaran, penjatahan dan distribusi efek bersifat ekuitas saham secara elektronik atau e-book building. Informasi tersebut disampaikan OJK dalam drafnya yang beredar di Jakarta, kemarin.

Jika surat edaran itu disahkan, maka sistem penawaran umum e-book building dapat digunakan pelaksanaan IPO yang menyampaikan pedaftaran ke OJK sejak tanggal 1 April hingga 31 Desember 2018. Tapi, bagi pendaftaran penerbitan efek ke OJK sejak tanggal 1 Januari 2019 wajib menggunakan e-book building. Selain itu, OJK juga mengatur besaran penjatahan terpusat dan penjatahan pasti. Rinciannya, untuk IPO mengincar dana kurang dari Rp100 juta, maka besaran penjatahan terpusat atau pooling sebesar 15% dari total saham yang ditawarkan.

Jika terdapat kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 10 kali maka besaran pooling ditambah menjadi 17,5%, kelebihan permintaan 10 kali hingga 25 kali sebesar 20% dan lebih dari 25 kali sebesar 25%. Sedangkan IPO dengan incaran dana Rp100 miliar hingga Rp250 miliar besaran pooling sebesar 10%. Jika terdapat kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 10 kali dengan pooling 12,5%, permintaan 10 kali hingga 25 kali dengan pooling 15% dan kelebihan permintaan 25 kali dengan pooling 20%.

Adapun IPO dengan target dana Rp500 miliar hingga Rp1 triliun dengan pooling sebesar 5%. Jika  terdapat kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 10 kali dengan pooling 7,5%, permintaan 10 kali hingga 25 kali dengan pooling 10% dan kelebihan permintaan 25 kali dengan pooling 15%. Terakhir, IPO dengan target dana lebih Rp1 triliun maka besaran pooling sebesar 2,5%.  Jika terdapat kelebihan permintaan 2,5 kali hingga 10 kali dengan pooling 5%, permintaan 10 kali hingga 25 kali dengan pooling 7,5% dan kelebihan permintaan 25 kali dengan pooling 12,5%.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen pernah bilag, sistem electronic book building dimaksudkan dalam rangka memperkuat basis investor ritel.”Ada beberapa yang berkaitan dengan teknologi informasi, salah satunya e-book buiiding, itu salah satu bentuk pendalaman pasar dan juga diharapkan memperkuat basis pemodal ritel,”ujarnya.

Dia menambahkan, melalui sistem itu juga diharapkan mendukung transparansi pembentukan harga untuk saham perdana. Selain itu, melalui sistem tersebut juga menghindari kolusi antara penjamin emisi dan investor yang dikenalnya saja.

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…