Kejar Pertumbuhan Emiten - BUMN dan BUMD Masih Jadi Target BEI

NERACA

Jakarta – Meskipun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ke depan akan fokus mencari calon emiten kecil seiring dengan hadirnya relaksasi dan papan akselerasi yang dibuat untuk mendorong pelaku UMKM atau starup go public, namun hal tersebut tidak membuat target membidik perusahaan BUMN dan BUMD menjadi hilang.

Peneliti senior bidang ekonomi BEI, Poltak Hotradero mengatakan, target calon IPO seperti BUMD dan BUMD masih menjadi andalan disamping emiten kecil. Hal ini didasarkan keluhan presiden atau menteri BUMN terkait minimnya perusahaan negara yang tercatat di pasar modal. Apalagi, banyak BPD telah mendapatkan teguran dari Bank Indonesia karena modal yang minim. Di sisi lain, BPD tidak memiliki rencana untuk menambah amunisi sehingga modal hanya pas-pasan.”IPO menjadi salah satu pilihan terbaik bagi BPD itu untuk mendapatkan modal tambahan. Cucu BUMN juga butuh pendanaan jangka panjang, sehingga peluangnya sangat besar dan kami akan fokus di sana,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Poltak menambahkan, tahun ini jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) memang cukup banyak. Namun tidak seluruh perusahaan mencatatkan nilai emisi yang tinggi. Sejumlah perusahaan bahkan hanya mengincar dana mini yakni pada kisaran Rp20 miliar hingga Rp50 miliar dari penawaran umum perdana saham. "Ini tidak mungkin kita tolak juga. Tapi kami ingin perusahaan yang lebih berbobot,”jelasnya.

Selain itu, lanjut Poltak, tahun depan nilai emisi obligasi korporasi berpeluang untuk melanjutkan tren positif yakni melampaui Rp100 triliun. Dari jumlah tersebut, katanya, setidaknya 80% akan diterbitkan oleh perusahaan perbankan. Baik melalui penerbitan baru maupun penawaran umum berkelanjutan (PUB).”Kami optimistis obligasi korporasi masih akan ramai tahun depan. Setidaknya bisa kembali mencapai lebih dari Rp100 triliun, dan 80% diantaranya perusahaan finansial spesifiknya perbankan,"ungkapnya.

Poltak menambahkan, pada 2016 pelaku pasar modal sempat pesimistis dan menganggap capaian kala itu hanya suatu kebetulan. Namun, anggapan itu perlahan terkikis setelah dua tahun berturut-turut kemudian nilai emisi masih cukup tinggi."Awalnya dikira hanya kebetulan. Tapi kenyataannya memang kebutuhannya besar untuk obligasi. Perbankan juga membutuhkan akses pendanaan yang jangka panjang sehingga nilai emisinya terus meningkat," jelasnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam tiga tahun terakhir nilai emisi obligasi memang mencapai Rp100 triliun lebih. Yakni Rp116,18 triliun pada 2016, kemudian 2017 naik menjadi Rp156,71 triliun, dan pada tahun ini per 2 November lalu lalu mencapai Rp105,71 triliun. Tahun ini, keuangan menjadi sektor yang paling banyak menerbitkan obligasi baru yakni 4 penawaran. Adapun nilai penerbitan dari keempat penawaran umum itu mencapai Rp3,4 triliun.

Adapun untuk penawaran umum berkelanjutan, jumlah penawaran umum tahun ini mencapai 42 dan merupakan yang terbanyak dibandingkan sektor lain. Adapun nilai emisi tercatat mencapai Rp68,77 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…