ADB Setujui Pinjaman US$500 juta untuk Pemulihan Bencana

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman bantuan darurat senilai 500 juta dolar AS untuk membantu pemerintah Indonesia dalam pemulihan bencana. Ini setelah terjadinya gempa bumi maupun tsunami di Lombok dan Palu. "Paket bantuan komprehensif dari ADB akan menyediakan dukungan pembiayaan yang cepat dan fleksibel bagi pemerintah agar dapat memitigasi dampak buruk akibat bencana alam," kata Direktur ADB untuk Divisi Manajemen Publik, Sektor Finansial dan Perdagangan Asia Tenggara Sona Shrestha dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa (20/11)

Pinjaman ini akan menyediakan pendanaan bagi rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah untuk kebutuhan penting seperti tempat tinggal sementara, perlindungan sosial dan pelayanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan dana, skema perkreditan, dan program-program peningkatan keahlian. "Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan memastikan bahwa pemulihan pasca-bencana dan pembiayaan rehabilitasi dapat dipenuhi tanpa mengganggu pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang lain dalam anggaran negara," kata Shrestha. 

Pinjaman ini dinamai Bantuan Darurat untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana yang Baru Terjadi (Emergency Assistance for Recovery and Rehabilitation from Recent Disasters). Pinjaman bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana alam yang melanda Indonesia. Bencana yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu, Sulawesi Tengah ini telah merusak infrastruktur publik serta menelan lebih dari 2.600 korban jiwa, melukai sekitar 18.000 orang, dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang hidup dalam pengungsian.

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi Palu bahkan memicu terjadinya tanah longsor maupun likuifikasi yang menyebabkan tanah padat kehilangan stabilitas dengan kajian awal kerugian mencapai 2,2 miliar dolar AS di wilayah terdampak. Kehancuran yang terjadi selain menimbulkan korban jiwa dan kehancuran harta benda juga berdampak kepada kehidupan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan yang terkena bencana alam.

Spesialis manajemen publik ADB Robert Boothe memastikan pertumbuhan ekonomi pada kedua provinsi diperkirakan akan turun hingga separuh, lapangan pekerjaan akan menyusut, dan kemiskinan akan melonjak. "Dukungan ADB akan membantu pemerintah memitigasi berbagai dampak tersebut, khususnya yang berimbas pada kaum perempuan, lanjut usia, dan kelompok rentan," ujarnya.

Sebelumnya, pada Oktober, ADB menyetujui hibah darurat senilai 3 juta dolar AS yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) guna mendukung upaya pemerintah untuk memberi bantuan segera di Sulawesi Tengah. Selain itu, ADB juga membantu pemerintah dengan bantuan teknis untuk kajian kebutuhan pasca-bencana dan perencanaan rekonstruksi serta menyiapkan pinjaman proyek bantuan darurat senilai 500 juta dolar AS untuk mendukung rekonstruksi dan relokasi infrastruktur kritis dalam jangka menengah.

Terakhir, ADB dan pemerintah Indonesia sedang menyiapkan bantuan teknis untuk membangun kapasitas untuk menguatkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini

Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…