Tren Investasi Reksadana Meningkat - Danareksa Prediksi NAB Capai Rp 500 Triliun

NERACA

Jakarta – Memiliki fitur risiko yang rendah, tetapi tidak mempengaruhi profit yang menjanjikan dan harga yang terjangkau menjadi alasan maraknya masyarakat berinvestasi di reksadana. Hal inilah yang diakui PT Danareksa Investment Management bahwa minat investasi reksa dana masyarakat diprediksi masih cukup baik sehingga berpotensi menaikkan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana hingga akhir tahun 2018 ini di atas Rp 500 triliun.

Data OJK mencatat, di tahun 2018 ini, NAB reksa dana sempat menyentuh angka tertinggi Rp 507,5 triliun pada April 2018, meski kemudian turun seiring penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) serta kenaikan suku bunga acuan. Namun, sejumlah sentimen positif seperti kondisi makro-ekonomi yang terjaga, dinilai akan membawa angin segar bagi pasar modal.”Optimisme investor atas perekonomian Indonesia akan mendorong nilai NAB kembali naik. Dana kelolaan masih bisa didorong, karena tiap bulan, investor masih masuk ke reksadana,” kata Marsangap P. Tamba, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, reksa dana berbasis saham termasuk ETF dan indeks masih akan menjadi kontributor utama kenaikan dana kelolaan sampai akhir tahun 2018. Selain itu, reksa dana terproteksi juga berkontribusi pada kenaikan NAB di tengah kenaikan tren suku bunga acuan. Asal tahu saja, data statistik pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 26 Oktober 2018, nilai aktiva bersih (NAB) industri reksa dana di luar reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) sudah menembus Rp 495 triliun atau naik 8% year to date (ytd) dibandingkan dengan akhir tahun 2017.

Kenaikan NAB tersebut, antara lain ditopang dengan pertumbuhan unit penyertaan (UP) yang tercatat tumbuh menjadi 374 miliar unit dari posisi tahun lalu yang sebesar 324 miliar. Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) per Oktober 2018 mencapai 1,54 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 37% dibanding tahun lalu yang mencapai 1,12 juta investor.

Jumlah investor tersebut terdiri dari investor saham, surat utang (obligasi), reksadana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan efek lainnya yang tercatat di KSEI. Selama periode Januari-Oktober 2018, jumlah investor saham di pasar modal mencapai 813.969. Sementara investor reksadana dan SBN masing-masing sebesar 933.094 dan 185.252. Kemudian sisanya sebesar 1.638 adalah investor saham scrip.

Jika mengacu pada sebaran investor secara demografi, 73,78%  investor berada di Jawa, Sumatera 14,35%, Kalimantan 4,44%, Sulawesi 3,44%, Bali, NTT dan NTB 2,84% dan Maluku serta Papua 1,14%. Dari jenis kelamin sebesar 59,4% adalah investor pria dan 40,6% wanita. Kemudian total aset investor yang tercatat di C-BEST hingga akhir Oktober mencapai Rp 4.449 triliun.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…