Era Otomatisasi Bikin Trading Lebih Efisien

Wardah (22), mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini gak pernah absen mengikuti perkembangan harga saham lewat aplikasi smartphonenya. Meskipun bukan sebagai investor saham dan masih pemula sebagai investor reksadana, mahasiswi Fakultas Ushuluddin ini begitu antusias melihat perkembangan sektor harga saham yang selalu bergerak tiap menitnya dan tertarik seputar berita aksi korporasi perusahaan lewat berbagai media elektronik dan surat kabar. Maklum saja, sejak memiliki reksadana dan selalu rajin menyisihkan simpanan uang kiriman bulanannya untuk investasi, dirinya merasa harus aktif mencari info seputar produk investasinya, baik itu return dan termasuk risikonya dari perusahaan manajer investasi.”Saya selalu ingin tahu bagaimana sukses berinvestasi di pasar modal, makanya saya mulai mengikuti berita seputar pasar modal dan termasuk belajar menganalisa pergerakan harga saham serta membaca laporan keuangan dari senior yang sudah lama terjun di saham dan sudah dianggap sebagai penasihat investasi bagi diri saya,”ceritanya.

Ya, investasi reksadana bagi invetor pemula, seperti Wardah ini merupakan pilihan yang tepat. Selain lebih menguntungkan karena dapat memberikan imbal hasil (return) yang lebih tinggi dibandingkan deposito atau tabungan konvensional bank juga minim risiko. Pasalnya, perusahaan manajer investasi yang mengelola dana masyarakat ini akan melakukan investasi ke berbagai instrumen yang menguntungkan agar imbal hasil yang didapatkan menjadi lebih maksimal. Dia menyampaikan, ketagihannya terjun berinvestasi di pasar modal berawal dari sebuah seminar literasi keuangan di kampusnya dengan bekerjasama beberapa perusahaan manajer investasi. Disitu, dia bercerita banyak ilmu soal perencanaan keuangan yang didapat dengan berinvestasi untuk masa depan. Apalagi, lanjutnya, investasi reksadana saat ini sangat terjangkau harganya dan jauh dari perkiraan padangan masyarakat bahwa investasi di pasar modal, termasuk reksadana butuh modal besar. “Buktinya saya cukup membuka rekening Rp 100 ribu sudah bisa memiliki reksadana,”ujarnya.

Mudahnya lagi, kata wanita kelahiran Padang ini, investasi reksadana di era digital saat ini sudah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tanpa harus ribet dan memakan waktu lama. Cukup dengan membuka atau mengunduh aplikasi Bukalapak, sudah bisa berinvestasi di BukaReksa yang merupakan produk Bukalapak bekerjasama dengan Bareksa sebagai agen penjual reksadana yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BukaReksa merupakan fitur yang melayani khusus untuk produk reksa dana dan fitur ini menyediakan cara pembelian produk reksadana melalui fitur BukaDompet ataupun Bukalapak Credits dengan dana yang sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp10.000.

Hebatnya lagi, waktu Know Your Customer (KYC) calon investor dipersingkat hingga hanya memerlukan tiga jam untuk mendapat persetujuan sebagai investor. Berbagai kemudahan lain yang didapatkan oleh investor BukaReksa antara lain, proses transaksi pembelian ataupun penjualan reksa dana di BukaReksa yang sangat mudah, keuntungan (return) yang menarik, produk yang dapat dijual kapan saja, berbagai macam pilihan produk reksa dana, serta tidak ada biaya transaksi untuk penjualan dan pembelian produk reksa dana.

Bukalapak bekerjasama dengan Bareksa menghadirkan CIMB Principal Asset Management (CPAM) serta Mandiri Manajemen Investasi sebagai manajer investasi. Pengalaman lainnya mudahnya berinvestasi reksadana lewat layanan online ini, juga disampaikan Taufik (33), pegawai negeri sipil di pemerintah kota Tangerang Selatan ini menceritakan, mulai berinvestasi reksadana sejak dirinya aktif menjadi konsumen Bukalapak. “Saat itu ada informasi iklan di televisi soal layanan investasi reksadana dengan harga terjangkau lewat Bukalapak,”tuturnya.

Meskipun sempat ragu dan khawatir investasi bodong, bapak dua anak ini cukup penasaran dengan produk reksadana yang ditawarkan BukaReksa dengan mencari tahu informasinya lewat kegiatan edukasi pasar modal yang diikutinya. Kini, Taufik, mulai rajin nabung reksadana tiap bulannya untuk persiapan jangka panjang biaya sekolah anaknya nanti. “Pertama kali memang terpikir investasi reksadana untuk jangka panjang masa depan anak dan saat ini saya malah bertujuan untuk menambah nominalnya," ungkapnya.

 

Produk Terjangkau

 

Reksa dana dipilihnya karena dinilai lebih ringkas. Dengan demikian dirinya tidak perlu mengecek kondisi reksa dananya setiap saat. Selain itu, dari tingkat resiko, membeli reksa dana juga lebih aman daripada harus berinvestasi di bursa saham. Sedangkan jika dibandingkan deposito, return yang diberikan oleh reksa dana jauh lebih besar. Apa yang dialami Wardah dan Taufik, merupakan gambaran pesatnya pertumbuhan digital saat ini tidak hanya menyemarakkan dunia belanja dan perbankan, tetapi dunia investasi pasar modal. Apalagi, dengan produk investasi yang terjangkau dengan berbagai keuntungan yang didapat rupanya membawa dampak terhadap minat investor pemula, khususnya milenial berinvestasi di pasar modal. Hal inipun disikapi serius berbagai perusahaan manajer investasi untuk jeli melihat peluang tersebut dengan menghadirkan berbagai produk investasi yang dapat diakses luas lewat layanan digital agar lebih mudah, efektif dan efisien.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) yang mengelola Reksa Dana Manulife, sebelumnya juga telah meluncurkan online platform­ yang disebut klikMAMI.”Dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mencapai kemapanan finansial, kebutuhan akan alternatif investasi semakin tinggi. Masyarakat yang secara finansial telah mampu berinvestasi ada di seluruh penjuru Indonesia, bahkan di kota-kota terjauh. Selama ini, jarak lokasi tempat tinggal ke kota-kota besar Indonesia menjadi kendala sehingga para calon investor sulit untuk mulai berinvestasi. Dengan klikMAMI, di manapun, kapanpun, investor kami dapat menyelesaikan transaksi dan memonitor investasinya," kata Putut Andanawarih, Direktur Pengembangan Bisnis MAMI.

Produk Reksadana memang telah menjadi salah satu solusi investasi yang menarik bagi investor karena terjangkau dan dapat dimulai dengan modal minimal Rp100 ribu. Selain itu juga mudah karena dikelola manajer investasi sehingga investor tidak perlu mengelola sendiri investasinya. Dapat pula dicairkan kapan saja, serta bukan objek pajak sehingga imbal hasilnya lebih optimal. Pihak otoritas pasar modalpun menyadari kemajuan era digital saat ini harus diimbangi dengan modernisasi di industri pasar modal, termasuk infrastruktur dalam layanan produk agar masyarakat tidak lagi menemui kendala dalam berinvestasi seperti jarak dan waktu. Pasalnya, lewat pemanfaatan layanan digital masyarakat di desa nan jauh disanapun bisa mengakses investasi produk pasar modal real time.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, pengembangan pasar modal ditutut modern seiring dengan pesatnya pertumbuhan era digital saat ini. Sehingga pelayanan akan lebih efisien, transparan dan akses masyarakat terbuka luas berinvestasi di pasar modal.”Ketika akses masyarakat terbuka luas berinvestasi, maka industri pasar modal akan lebih dalam dan tidak lagi dangkal karena telah diperkuat basis investor ritel yang menikmati kemudahan berinvestasi,”tandasnya.

Selanjutnya disaat basis investor ritel kuat, kata Hoesen, maka industri pasar modal tidak lagi mudah terkena guncangan dari luar karena sudah stabil. Maka kemudian dalam rangka mendukung modernisasi pasar modal saat ini guna mencipatakan pendalaman pasar modal, OJK memiliki inisiasi pengembangan layanan pasar modal berasis digital seperti elektronik registrasi, e-book building, ujian elektronik dan sertifikasi untuk lembaga profesi penunjang pasar modal, dan sprint yakni e-licencing,-e-reporting dan e-learning. Untuk e-book building, disampaikan Hoesen, sistem ini diyakini akan lebih transparan dalam pembentukan harga untuk saham perdana.”Alokasinya akan diatur kepada pooling investor maupun fix investor, sehingga proses penjatahan menjadi lebih transparan dan menciptakan harga perdana yang optimal baik bagi emiten maupun bagi pasar," katanya.

Dia menambahkan melalui sistem elektronik book building itu juga akan menghindari kolusi antara penjamin emisi dan investor yang dikenalnya saja. Saat ini, banyak terjadi kalau sahamnya bagus hanya diberi kepada investor yang dikenalnya saja dan diharapkan dengan sistem tersebut tidak lagi terjadi, sehingga industri pasar modal bisa lebih ramah terhadap investor ritel.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…