Kemudahan dan Produk Terjangkau - Strategi Perkuat Basis Investor Milenial

NERACA

Solo – Relaksasi dan kemudahan dalam membuka rekening efek, khususnya investasi reksadana di pasar modal membuahkan hasil pada pertumbuhan investor pasar modal di kalangan milenial atau anak muda. Pasalnya, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat per 31 Oktober 2018 jumlah investor pasar modal berusia 21-30 tahun mencapai 34,08% dari total jumlah investor pasar modal, sementara 25,64% di usia 31-40 tahun dan sisanya di usia 41 sampai 70 tahun.

Direktur KSEI, Alex Syafrudin mengatakan, kemudahan dalam membuka rekening efek reksadana dan giatnya sosialisasi edukasi investasi saham menjadi pemicunya minat investor di kalangan anak mudah tumbuh saat ini,”Simplikasi pembukaan rekening efek, perluas kerjasama dengan perbankan dan menyiapkan infrastruktur akan terus kita suport untuk meningkatkan minat investasi di pasar modal,”ujarnya di Solo, kemarin.

Hal inipun diakui Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), relaksasi kemudahan membuka efek dan produk yang terjangkau akan terus mengerek pertumbuhan investor lokal di pasar modal terus tumbuh signifikan. “Tahun ini ada pertumbuhan 200 ribu investor baru dari target yang dipatok 130 ribu dan kebanyakan investor baru adalah dari anak muda,”ungkapnya.

Menurut Hasan, sebenarnya target itu tidak mudah bagi BEI. Sebab, selama ini tidak pernah mencapai jumlah tersebut. Pertumbuhan investor pemula ini, lanjutnya, tidak bisa lepas dari kekuatan komunitas investor pemula untuk terus membudayakan investasi sejak dini yang terus digalakkan BEI. Kedepan, pihaknya tidak hanya menargetkan pertumbuhan investor baru saja tetapi juga aktifasi transaksi investor di pasar modal.

Dirinya menargetkan, investor yang aktif tiap bulannya tumbuh 25% dan saat ini atau per Oktober 2018, jumlah investor yang aktif mencapai 125.500 investor atau tumbuh 27% dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebanyak 98 ribu investor. Sebagai info, jumlah investor saham di pasar modal Indonesia sudah mencapai 827.000 berdasarkan single investor identification (SID) atau nomor tunggal identitas investor per 15 November 2018. Jumlah tersebut sudah bertambah 198.509 atau sekitar 31,58% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang berjumlah 628.491 SID.

Sementara KSEI mencatat, total SID di pasar modal, termasuk obligasi negara (SBN) dan reksadana per akhir Oktober 2018 mencapai 1.884.657. Jumlah itu naik sekitar 67% dibandingkan angka SID pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan total SID pada tahun ini sudah melampaui pencapaian tahun lalu yaitu 37%. Pulau Jawa masih mendominasi porsi investor sekaligus aset. Jumlah investor di wilayah ini mencapai 73,78% dari total investor pasar modal. Kemudian nilai asetnya pun yang terbesar, yaitu Rp 2.049,90 triliun atau setara 95,83% dari total aset. Di wilayah ini, DKI Jakarta berkontribusi 85,17% dari sisi aset dan 26,31% SID.

Pertumbuhan tertinggi jumlah investor pemilik efek tahun ini di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kenaikan sebesar 90,74%. Diikuti, Maluku Utara dan Kalimantan Utara dengan kenaikan jumlah investor masing-masing 88,84% dan 82,68%. Peningkatan terbesar dari jumlah aset ditorehkan Sulawesi Barat sebesar 65,68%. Selanjutnya, Riau dengan pertumbuhan 52,59% dan NTB sebesar 49,52%.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…