Jual Saham Rp 573,9 Miliar - BEI "Surati" Asuransi Tugu Pratama

NERACA

Jakarta – Di balik penjualan saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) oleh salah satu pemegang sahamnya, merupakan hal yang lumrah terjadi di pasar. Namun kali ini PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merasakan perlu adanya keterangan dari perseroan atas penjualan saham tersebut untuk menepis rumor negatif di pasar. Apalagi transaksi tersebut dalam jumlah yang tidak kecil.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD Nyoman Wayan Yetna mengatakan, pihaknya telah meminta manajemen PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk untuk menyampaikan informasi terkait,”IDX sudah menyampaikan permintaan penjelasan dan masih menunggu tanggapan perseroan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Tugu Pratama Rudi Donardi saat diminta penjelasan belum memberikan penjelesan secara rinci. Rudi mengatakan, pihaknya sedang cek validitas informasinya. Sebelumnya, Kamis (15/11), saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk di pasar negosiasi terpantau diborong investor asing. Nilai beli bersih (net buy) investor asing tersebut mencapai Rp 573,998 miliar.

Volume saham yang ditransaksikan mencapai 280 juta saham atau setara dengan 15,75% dari total saham yang dicatatkan di BEI 1,78 miliar saham. Transaksi saham TUGU ini difasilitasi oleh PT UOB Kay Hian Sekuritas. Namun belum ada penjelasan dari perseroan terkait pembelian saham yang lebih dari 15% tersebut, karena pembelian saham 5% wajib menyampaikan keterbukaan informasi ke BEI.

Berdasarkan data emiten di BEI, para saham besar TUGU antara lain, PT Pertamina 58,5%, PT Sakti Laksana Prima sebesar 15,84%, Siti Taskiyah 5,39% dan Samsung Fire and Marine Insurance Co., Ltd sebesar 5,29%. Sementara itu, masyarakat tercatat memiliki 4,71% saham TUGU. Pada kuartal II-2018, TUGU mencatatkan laba bersih sebesar US$1,35 juta. Padahal pada kuartal II-2017 TUGU mencatatkan laba bersih US$14,81 juta.

Anjloknya kinerja ini ternyata disumbang dari anak usaha, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) yang menderita kerugian Rp 79 miliar pada Juni 2018. Kerugian ini salah satunya disebabkan oleh pembelian medium term notes (MTN) milik PT. Sunprima Nusantara Pembayaran (SNP Finance). Tugu Re memiliki MTN SNP Finance sebesar Rp 143 miliar sebelum SNP Finance mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…