Indeks Pensiun Indonesia Naik

 

NERACA

 

Jakarta - Indeks Pensiun Global Melbourne Mercer 2018 menunjukkan peningkatan yang signifikan bagi Indonesia sehingga sistem pensiun Indonesia pada tahun ini dinilai lebih baik daripada tahun sebelumnya. "Indeks pensiun Indonesia naik ke kategori C tahun ini, yang berarti sistem pensiun di Indonesia memiliki sejumlah fitur yang baik, tetapi juga memiliki beberapa risiko," kata Presiden Direktur dan CEO Mercer Indonesia Bill Johnston, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (14/110.

Berdasarkan Indeks Pensiun Global 2018, skor Indonesia mengalami peningkatan dari 49,9 pada tahun 2017 menjadi 53,1 pada 2018, sehingga Indonesia naik dari kategori D menjadi kategori C. Menurut keterangan dari indeks tersebut, kategori C adalah sistem pensiun yang memiliki fitur yang baik, tapi juga memiliki potensi risiko besar. Sedangkan kategori D adalah sistem yang memiliki kelemahan besar.

Indonesia, selama enam tahun berturut-turut, memiliki skor yang terus meningkat dalam Indeks Pensiun Global, yang merupakam laporan tahunan yang menyatukan pendapat pemerintah, industri dan akademisi tentang sistem pensiun di seluruh dunia. Secara data historis, skor yang diraih Indonesia adalah 42,0 (pada tahun 2013), 45,3 (2014), 48,2 (2015), 48,3 (2016), 49,9 (2017), dan 53,1 (2018).

Indonesia berada di kategori yang sama dengan Arab Saudi, Amerika Serikat, Malaysia, Brazil, Hongkong, Spanyol, Polandia, Austria, Italia, dan Afsel. Sedangkan dua negara yang berada di puncak atau kategori A adalah Belanda dan Denmark, disusul oleh negara-negara kategori B seperti Finlandia, Australia, Swedia, Norwegia, Singapura, dan Chili. Sementara sejumlah negara yang berada di kategori D adalah Jepang, Korsel, China, Meksiko, India, dan Argentina.

Adanya sejumlah negara maju di dalam kategori D antara lain adalah karena meningkatnya populasi penduduk berusia lanjut, yang dinilai juga menjadi tantangan bagi pemerintah di seluruh dunia. Hal tersebut karena merupakan faktor esensial bagi pembuat kebijakan di suatu negara untuk bisa menciptakan keamanan finansial yang mencukupi bagi para pensiunan sekaligus berkelanjutan bagi perekonomian negara.

Penulis laporan indeks dan Senior Partner Mercer Australia David Knox menambahkan bahwa untuk membentuk sistem pensiun kelas dunia, tidak cukup hanya memperhatikan keberlanjutan atau kecukupan, namun juga harus memperhatikan cakupan dan proporsi penduduk usia produktif yang berprestasi.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…