Buyback 75,14 Juta Saham - Link Net Siapkan Dana Rp 451 Miliar

NERACA

Jakarta – Menjaga stabilitas harga saham di pasar, PT Link Net Tbk (LINK) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak-banyaknya 75,14 juta saham atau 2,58% dari modal dan disetor yang ditempatkan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menganggarkan dana senilai Rp 451 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dalam buyback saham ini. Pelaksanaan pembelian kembali saham milik LINK ini merupakan salah satu bentuk usaha perseroan untuk meningkatkan kinerja sahamnya. Perseroan mencatatkan laba bersih per saham sebesar Rp 278, sedangkan performa laba bersih per saham setelah buyback tersebut diperkirakan menjadi Rp 311/saham.

Sehingga LINK berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali sebagai treasury stock. Meski demikian, perseroan dapat menggunakan saham pada treasury stock tersebut untuk hal-hal yang mungkin diperlukan kedepannya. Sementara itu, aksi ini dinilai tidak akan berdampak pada kinerja dan penurunan pendapatan perseroan.

Pembelian kembali saham akan dibatasi untuk jangka waktu paling lama 18 bulan terhitung sejak perseroan mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 20 Desember 2018. Sedangkan batasan harga pembelian kembali saham ini yakni senilai maksimal Rp 6.000 per saham.  

Di semester pertama tahun ini, pereroan berhasil membukukan pendapatan senilai Rp1,85 triliun. Capaian tersebut meningkat 11,82% dibandingkan pendapatan perseroan pada semester I/2017 sebesar Rp1,65 triliun. Perseroan juga membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp546,82 miliar. Nilai tersebut meningkat 11,54% dibandingkan laba bersih LINK pada semester I/2017 yang sebesar Rp490,23 miliar. Kendati beban keuangan meningkat 115,7% menjadi Rp38,44 miliar, penghasilan keuangan perseroan pun meningkat cukup pesat yaitu 260,9% ke level Rp27,89 miliar.

Adapun, sepanjang tahun ini entitas milik Grup Lippo tersebut akan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp1,2 triliun yang digunakan untuk menambah homepasses sebanyak 180.000 unit, dari 174.000 unit pda tahun lalu.”Belanja modal sekitar Rp1 triliun—Rp1,2 triliun, untuk penambahan homepasses. Selain itu, peningkatan dari sisi service dan perbaikan homes passed,"kata Direktur Keuangan Link Net, Timotius Max Sulaiman.

Dia mengungkapkan, dana senilai Rp1,2 triliun tersebut juga akan digunakan untuk mengakuisisi jaringan utama (backbone) beberapa kota pada tahun ini. Sementara itu, baru-baru ini Link Net menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Jepang yaitu Softbank Corp. untuk pengembangan Internet of Things (IoT), platform dan solusi di seluruh ekosistem properti, layanan kesehatan dan mobilitas di Indonesia, termasuk di beberapa proyek Loppo seperti Meikarta, Lippo Malls, dan Siloam Hospitals.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…