Defisit Transaksi Berjalan Melebar - Tren IHSG Belum Beranjak di Zona Merah

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Senin (12/11) awal pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 97,10 poin atau 1,65% ke level 5.777,05. Tekanan yang terjadi pada indeks BEI seiring dengan minimnya sentimen positif dan termasuk bearishnya harga minyak.

Binaartha Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak di zona merah pascaditutup melemah dalam perdagangan akhir pekan kemarin. Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan hal itu terlihat dari terlihat pola long black opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.

Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.843,483 hingga 5.812,813. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 5.920,429 hingga 5.966,705. Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah berada di area netral.

Sebaliknya, Reliance Sekuritas memperkirakan pada awal pekan IHSG akan bergerak cenderung mencoba menguat bertahan pada area MA50 jangka pendek dengan support resistance 5.820-5.900. Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati yakni AKRA, KLBF, PGAS, INKP, AALI, MAIN. Sementara Kepala Riset, Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak mengkonfirmasi pola northern star secara teknikal. Indikator Stochastic dead-cross pada area overbought dengan potensi menguji level support MA50 dan MA20 sebelum mengkonfirmasi kembali pada trend pelemahan sebelumnya dengan trend line dikisaran level 5.840.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 8,41 poin atau 0,14% menjadi 5.865,74. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,09 poin atau 0,23% menjadi 928,91. Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan bahwa terbatasnya sentimen positif dari dalam negeri setelah rilis data terbaru mengenai defisit transaksi berjalan yang melebar membuat pergerakan IHSG tertahan.”Sentimen itu mengakibatkan terjadinya peluang tekanan bagi IHSG pada pekan ini," ujarnya.

Dia mengemukakan, defisit transaksi berjalan triwulan III 2018 tercatat sebesar US$ 8,8 miliar atau 3,37% terhadap PDB. Namun di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di atas 5%.”Diharapkan pemerintah terus mencari upaya keseimbangan antara defisit transaksi berjalan dan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Dari eksternal, lanjut dia, ketidakpastian dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok turut mempengaruhi pasar di negara berkembang.”Situasi itu dapat membatasi investor untuk melakukan investasi pada asset berisiko, seperti saham," jelasnya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Nikkei dibuka melemah 6,34 poin (0,03%) ke 22.243,91, indeks Hang Seng melemah 10,02 poin (0,04%) ke 25.591,89, dan indeks Strait Times melemah 3,19 poin (0,10%) ke posisi 3.074,78.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…