Kuartal Tiga, Rugi Indofarma Turun 45,2%

NERACA

Jakarta – Hingga akhir September 2018, perusahaan farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp39,04 miliar atau menyusut 45,2% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp64,14 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara penjualan perseroan di kuartal tiga sebesar Rp739,1 miliar atau turun 4,79% dibandingkan akhir September 2017 sebesar Rp776,3 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan mengalami penurunan 9,15% dari Rp601,4 miliar menjadi Rp546,4 miliar. Sedangkan kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp1,032 triliun atau turun 2,89% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp1,003 triliun.

Sementara ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp491,3 miliar atau mengalami penurunan 6,65% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat Rp526,4 miliar. Adapun aset perseroan tercatat sebesar Rp1,523 triliun atau turun 0,39% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp1,529 triliun. Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan pendapatan bersih sebesar Rp 2,1 triliun dan keuntungan sekitar Rp 16 miliar. Target penjualan bersih tahun ini 28,83% lebih tinggi ketimbang realisasi penjualan bersih 2017 yang tercatat Rp 1,63 triliun.

Selain mematok kenaikan pendapatan, INAF juga menargetkan mengakhiri kerugian pada tahun ini. Upaya perseroan menggenjot pertumbuhan penjualan dilakukan dengan terus mengembangkan banyak produk, khususnya di luar obat generik. Disamping itu, perusahaan juga berencana merealisasikan pembangunan pabrik infus di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat ini, lahan pabrik telah tersedia. Indofarma membelinya dari mitra bisnis. Kalau tak meleset, pembangunan pabrik infus berlangsung mulai semester II 2018. Waktu pengerjaan sekitar 1,5 tahun.

Proses pembangunan pabrik berkapasitas sekitar 40 juta botol infus per tahun itu bakal melibatkan dua perusahaan lain dalam skema joint venture (JV).”Indofarma mengempit 20% kepemilikan saham dalam JV tersebut. Porsi saham selebihnya adalah milik Sungwun Pharmacopia Co. Ltd dan PT Baruna Energi Lestari. "Nilai investasi pabriknya Rp 200 miliar diluar lahan,"kata Rusdi Rosman, Direktur Utama Indofarma.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…