FUNDAMENTAL EKONOMI KUAT - BEI: Kinerja 78% Emiten di Bursa Bagus

NERACA

Jakarta – Di balik fluktuasi tajam indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sentimen negatif pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, serta sentimen negatif dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China, hal tersebut tidak membuat performance kinerja perusahaan tercatat atau emiten di BEI ikut terkoreksi. Meskipun ada sebagian kecil beberapa perusahaan yang merasakan dampaknya secara langsung hal tersebut.

PT Bursa Efek Indonesia mencatat sampai dengan 1 November 2018, 87% perusahaan tercatat atau sebanyak 519 perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan kuartal III tahun 2018 (per 30 September 2018). Dimana secara umum, kinerja keuangan perusahaan tercatat meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, menuturkan sebanyak 405 perusahaan tercatat atau sebanyak 78% membukukan laba bersih dan 301 perusahaan tercatat atau sebanyak 58% membukukan kenaikan laba bersih jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun buku 2017. “Sementara sebanyak 46 perusahaan tercatat yang pada periode 30 September 2017 membukukan rugi bersih menjadi membukukan laba bersih pada periode 30 September 2018,”ujarnya.

Dirinya menuturkan, pendapatan mengalami kenaikan sebesar 10% atau Rp185 triliun dari Rp1.876 triliun pada kuartal III tahun 2017 menjadi Rp2.061 triliun pada kuartal 3 tahun 2018 dan laba bersih mengalami kenaikan sebesar 12% atau Rp26 triliun dari sebesar Rp218 triliun pada kuartal 3 tahun 2017 menjadi sebesar Rp244 triliun pada kuartal III tahun 2018. Sementara total aset mengalami kenaikan sebesar 6% atau Rp510 triliun dari sebesar Rp9.177 triliun pada akhir tahun 2017 menjadi sebesar Rp9.687 triliun pada kuartal III tahun 2018.

Seluruh sektor membukukan peningkatan pendapatan dan aset, dengan persentase peningkatan pendapatan terbesar dibukukan oleh sektor mining, miscellaneous industry, dan trade-service and investment. Sedangkan persentase peningkatan aset terbesar dibukukan oleh sektor mining, miscellaneous industry, dan property, real estate and building construction.

Sedangkan sektor yang membukukan persentase peningkatan laba bersih terbesar adalah basic industry and chemical, miscellaneous industry, dan property, real estate and building construction. Meskipun mayoritas emiten mencatatkan kinerja yang cukup apik di kuartal tiga 2018, namun masih menyisakan masalah di pasar modal. Pasalnya, nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia dalam tiga bulan belakangan ini mengalami tren penurunan. Melihat kondisi tersebut, Tito Sulistio mantan direktur utama BEI ikut angkat bicara.

Menurutnya, agar fenomena tersebut tak berlanjut, PT Bursa Efek Indonesia selaku operator bursa diminta bekerja efektif sehingga tercipta bursa yang efisien.”Kita tidak takut PT Bursa Efek Indonesia merugi, tapi kalau bursa efek rugi artinya gara-gara nilai transaksi turun kan. Sehingga member-nya (Anggota Bursa) susah. Jadi yang harus dipikirkan itu member-nya,”ujarnya.

Disampaikannya, agar hal tersebut tidak berlanjut, PT Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan harus efektif dan industri pasar modal harus efisien.”Jangan terbalik, makanya PT BEI harus lebih banyak invest untuk pengembangan pasar. Jangan disimpen duitnya. Prinsipnya, tingkatkan efisiensi di bursa dan tingkatkan efektifitas di PT BEI,”jelasnya.

Lebih lanjut dia memberi contoh, efektifitas PT BEI dengan melakukan pengembangan anggota bursa (AB) dan semua informasi harus diterima oleh pelaku pasar.”Informasi harus secepat mungkin sampai di pasar, transaksi harus secepat mungkin dan biaya transaksi harus murah. Kalaupun berdampak pada pendapatan PT BEI tak masalah, karena jangka panjang (transaksi) akan meningkat,” jelas Tito.

Berdasarkan data bulanan PT Bursa Efek Indonesia, nilai transaksi rata-rata bulan Mei 2018 tercatat sebesar Rp9,12 triliun, Juni sebesar Rp9,38 triliun, Juli sebesar Rp7,175 triliun, Agustus sebesar Rp8,76 triliun dan September sebesar Rp7,05 triliun. bani

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…