Pendapatan Harum Energy Turun Tipis 2,33%

NERACA

Jakarta - Sepanjang kuartal III 2018, PT Harum Energy Tbk (HRUM) memperoleh pendapatan sebesar US$ 232,96 juta. Nilai ini turun tipis 2,33% dari periode yang sama tahun lalu US$ 238,52 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan per September 2018 sebesar US$ 158,50 sehingga laba bruto perusahaan sebesar US$ 74,46 juta turun 6,05% pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 79,26 juta. Selain itu, beban penjualan juga meningkat 8,54% menjadi US$ 15,12 juta dari sebelumnya sebesar US$ 13,93 juta. Begitu juga untuk beban umum dan administrasi meningkat 25,21% menjadi US$ 22,73 juta pada kuartal III 2018, pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya sebesar US$ 13,72 juta.

Alhasil laba bersih HRUM pada kuartal III 2018 turun 30,34% menjadi US$ 22,73 juta ketimbang periode tahun sebelumnya sebesar US$ 32,63 juta. Tahun ini perusahaan juga membidik produksi batubara sebesar 4,5 juta ton. Maret lalu, HRUM mengakuisisi tambang batubara PT Bumi Karunia Pertiwi milik PT AKR Coporindo Tbk. Tambang yang baru diakusisi ini belum berkontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan penjualan batu bara sejumlah 5,8 juta ton, tumbuh 20,83% year on year (yoy) dari realiasi 2017 sejumlah 4,8 juta ton. Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara pernah bilang, selain pertumbuhan penjualan perseroan juga menargetkan volume produksi meningkat sekitar 15% menjadi 4,5 juta—5,25 juta ton dari tahun lalu sejumlah 4,2 juta ton.

Produksi perseroan berasal dari dua anak usaha, yakni PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) sejumlah 4 juta—4,5 juta ton, dan PT Karya Usaha Pertiwi (KUP) sebesar 500.000--750.000 ton. Kedua tambang masing-masing memproduksi batu bara dengan spesifikasi 5.500 Kcal/kg dan 5.253 Kcal/kg. HRUM menganggarkan, belanja modal atau capex untuk 2018 sebesar US$10 juta. “Sampai Juni 2018, pembelanjaan capex sekitar US$ 1,6 juta yang digunakan untuk biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan, kemudian untuk pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, serta pengadaan alat berat,” katanya.

Tercatat selama semester I-2018, HRUM menorehkan pendapatan sebesar US$ 153,13 juta, pendapatan dari penjualan ekspor batubara selama paruh pertama 2018 mencapai US$ 145,42 juta. Perolehan ini turun 9,64% dari penjualan ekspor pada tahun sebelumnya sebesar US$ 160,95 juta. Selanjutnya pendapatan sewa alat berat sebesar US$ 3,61 juta naik 61,16% dari perolehan paruh pertama 2017 sebesar US$ 2,24 juta.

Pendapatan dari pengangkutan sebesar US$ 3,48 juta naik 62,61% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 2,14 juta. Kemudian pendapatan dari time and freight charter sebesar US$ 620,046.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…