Rugi Kurs Tekan Laba Lippo Karawaci 25%

NERACA

Jakarta – Buntut dari kerugian selisih kurs sebesar Rp 1,35 triliun, laba bersih PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terkoreksi 25% year on year menjadi Rp 470 miliar di kuartal tiga 2018. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Meskipun demikian, pendapatan emiten properti ini berhasil tumbuh 15% menjadi Rp 8,6 triliun dalam periode Januari-September 2018. Sementara itu, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp2,2 triliun atau meningkat 28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya mengatakan bahwa transaksi penjualan unit First REIT sudah selesai pada akhir Oktober 2018, lebih awal dari perkiraan semula. Kemudian, proyek Meikarta telah didekonsolidasi dari Lippo Cikarang per kuartal II/2018. Oleh karena itu, LPKR juga telah mendekonsolidasikan proyek tersebut.

Sejauh ini, pra penjualan perseroan selama sembilan bulan pertama 2018 mencapai Rp1,13 triliun atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp521 miliar.”Patut dicatat bahwa angka-angka pra penjualan ini tidak termasuk proyek Meikarta. Untuk jangka panjang, pasar properti di Indonesia tetap merupakan sektor yang sangat menarik untuk investasi," paparnya.

Pendapatan berulang LPKR juga disebut terus mencatatkan pertumbuhan sehat sebesar 12% yoy menjadi Rp5,8 triliun atau sebesar 67% dari total pendapatan konsolidasi hingga kuartal III/2018. Pendapatan divisi usaha Residential & Urban Development meningkat 23% yoy menjadi Rp2,8 triliun dari Rp2,3 triliun, terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan Urban Development sebesar 62% secara tahunan menjadi Rp2,1 triliun.

Divisi kesehatan melaporkan pertumbuhan yang stabil, di mana PT Siloam Hospitals International Tbk. (SILO) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% yoy menjadi Rp4,4 triliun. Penerimaan pasien rawat inap naik 11% yoy, sedangkan kunjungan rawat jalan tumbuh 11% yoy. Pada September 2018, SILO telah membuka sebuah rumah sakit baru di Semarang, Jawa Tengah, yang sekaligus menjadi rumah sakit yang ke-34 bagi perseroan.

Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal, Ritel & Hotel, naik tipis 5% yoy menjadi Rp576 miliar terutama karena penurunan pendapatan di Mal Ritel sebesar 12% menjadi Rp250 miliar. Sementara itu, pendapatan Hotel meningkat 23% menjadi Rp326 miliar. Pendapatan divisi manajemen aset meningkat 14% secara tahunan menjadi Rp809 miliar, terutama disebabkan oleh berkembangnya aset yang dikelola. Adapun rupiah telah mengalami pelemahan sekitar 12% terhadap dolar AS sejak awal 2018.

 

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…