Laba Berjalan Sentul City Turun 48,4%

NERACA

Jakarta – Dampak lesunya bisnis properti, dirasakan betul emiten properti PT Sentul City Tbk (BKSL). Pasalnya, di kuartal tiga 2018 mencatatkan laba berjalan sebesar Rp42,9 miliar atau turun 48,4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp83,14 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Namun demikian, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12,02% menjadi Rp 801,16 miliar, dibandingkan akhir September 2017 sebesar Rp 715,12 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan mengalami penurunan sebesar 22,28% dari Rp377,03 miliar menjadi Rp293,7 miliar. Sementara kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp5,59 triliun atau naik 11,13% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp5,034 triliun.

Kemudian ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp10,28 triliun atau mengalami kenaikan 3,42% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp9,942 triliun. Adapun aset perseroan tercatat sebesar Rp15,88 triliun atau naik 6,07% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp14,97 triliun. Sebagai informasi tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan 20% atau sebesar Rp 1,5 triliun.

Guna memenuhi target tersebut, perseroan berharap banyak pada proyek-proyek higrise bulding atau gedung bertingkat. Perkiraan kontribusinya hingga 58%. Lalu sisa kontribusi terdiri dari 23% rumah tapak dan 19% lahan kaveling. Adapun proyek yang masih menjadi fokus pengembangan Sentul City saat ini adalah bangunan bertingkat di central business district (CBD) Sentul City. Proyek dengan luas lahan sekitar 7,8 ha tersebut, bakal berisi Aeon Mall, empat menara apartemen, satu menara perkantoran dan satu menara hotel.

Target penyelesaian dan operasional Aeon Mall pada pertengahan tahun ini. Sementara satu menara dalam proyek apartemen sudah masuk tahap pemasaran. Sentul City mengaku telah menjual 60% dari total unit apartemen bernama Saffron. Sementara, tiga unit menara apartemen lagi akan dikembangkan perusahaan ini bersama dengan Sumitomo Corporation. Target pemasarannya telah dilakukan tahun ini.

Selain itu, Sentul City telah menjalin kerjasama strategis dengan Group 70 International yang merupakan perusahaan arsitek asal Hawai. Keduanya berkongsi membangun superblok seluas sekitar 140 hektare di kawasan Sumur Batu, Sentul City. Proyek Sumur Batu akan menjadi Silicon Valley Indonesia atau kawasan teknologi canggih dengan nama Sentul City Tech Center. Sejauh ini, pengembangan proyek Silicon Valley masih dalam tahap perencanaan Sentul City dengan Group 70 International.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…