Penuhi Selera Pasar Tingkatkan Ekspor

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan, kunci untuk meningkatkan ekspor furnitur adalah dengan mengikuti dan memenuhi selera pasar. Pernyataan ini disampaikan pada pembukaan The International Furniture and Craft Summit 2018 di sela-sela Trade Expo Indonesia 2018 di International Convention Exhibition (ICE) BSD di Tangerang, beberapa waktu lalu.

"Untuk merebut dan memenangkan pasar global produk furnitur, para pengusaha harus mengikuti dan memenuhi selera pasar. Jika para pengusaha mampu menyesuaikn selera pasar, maka produk- produknya akan banyak diminati para pembeli," kata Mendag.

Menurut Mendag, ketersediaan bahan baku untuk memproduksi furnitur di Indonesia merupakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh negara lain. "Kelebihan bahan baku yang menjadi kekuatan produksi furnitur Indonesia ini harus didukung dengan nilai tambah produk, katanya.

Pada kesempatan tersebut, Enggar juga mengajak para pelaku industri furnitur yang tergabung dalam Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajianan Indonesia (ASMINDO) untuk saling bertukar pikiran guna memajukan ekspor, khususnya ke pasar-pasar nontradisional seperti Afrika, Euroasia, Timur Tengah, Asia Selatan termasuk ke tetangga dekat ASEAN.

Pemerintah akan memfasilitasi para pelaku usaha dengan membuka pasar baru melalui perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain.

Mendag menyatakan yakin bahwa pertumbuhan ekspor furnitur akan terus meningkat. Selain bahan baku kita melimpah, Indonesia memiliki kelebihan dalam aspek rasa dan hasil karya perajin Indonesia telah diakui dunia.

Data pada 2017 mencatat nilai ekspor furnitur kayu, rotan, dan bambu sebesar 1,36 miliar dolar AS. Adapun pada 2018 hingga Agustus, ekspor furnitur tercatat sebesar 1,09 miliar dolar AS atau meningkat 2,75 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017.

Adapun negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor furnitur Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Jepang, Belanda, Inggris, dan Jerman. Ekspor furnitur kita ke lima negara tersebut berkontribusi lebih dari 64 persen ekspor furnitur di tahun 2017, sehingga negara-negara tersebut tergolong dalam kategori pasar tradisional.

Pada penyelenggaraan TEI kali ini, furnitur tetap menjadi salah satu produk yang banyak dicari oleh buyers. Berdasarkan data registrasi daring, sebanyak 915 buyers menyatakan kunjungannya ke TEI untuk mencari produk furnitur.

Jumlah tersebut belum termasuk dengan buyers yang melakukan registrasi di TEI 2018. Per 25 Oktober 2018, furnitur merupakan produk dengan transaksi terbanyak urutan ke-11 dengan nilai USD 12,26 juta.

Di samping itu, sejumlah perwakilan perdagangan juga menginisiasi berbagai kerja sama dagang antara pelaku usaha di negara akreditasinya dengan pengusaha furnitur Indonesia. Terdapat tujuh penandatanganan MoU yang diagendakan pada TEI 2018 untuk furnitur, di antaranya berasal dari Italia, Australia, Spanyol, Belgia, dan Singapura.

Sementara itu, industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional, di mana pada semester I tahun 2018, sumbangan dari industri manufaktur mencapai 71,59 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai 88,02 miliar dolar AS.

"Di semester pertama tahun ini, jumlah ekspor produk industry manufaktur kita sebesar 63,01 miliar dolar AS atau naik 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 59,81 miliar dolar AS," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar melalui keterangannya diterima di Jakarta.

Haris menegaskan pemerintah saat ini fokus untuk semakin meningkatkan nilai ekspor guna mengatasi defisit neraca perdagangan. "Peningkatan ekspor cukup penting dalam mengerek penguatan nilai tukar rupiah," jelasnya.

Upaya tersebut juga sesuai dengan target dari peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana pada tahun 2030 akan mengembalikan angka ekspor netto hingga 10 persen. "Maka itu, lima sektor industri yang diprioritaskan pengembangannya dalam memasuki era revolusi industri 4.0, juga dipacu untuk aktif melakukan ekspor," tuturnya.

Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia dan industri elektronika. "Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65 persen terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60 persen untuk PDB, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut," ungkap Haris.

Selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK, total nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas mengalami lonjakan. Sepanjang tahun 2014 mencapai 119,75 miliar dolar AS, naik menjadi 125,02 miliar dolar AS di tahun 2017.

Peningkatan ekspor juga akan terus didorong melalui kebijakan hilirisasi pada sektor industri berbasis sumber daya alam (SDA). Sebab, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada industri berbasis SDA masih cukup tinggi. "Ini sejalan upaya pemerintah untuk lebih mengoptimalkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta memacu devisa negara melalui peningkatan ekspor produk industri," imbuhnya.

Guna mendorong industri dapat memperluas pasar ekspornya, diperlukan adanya kerja sama bilateral yang komprehensif.

Di samping itu, pemberian insentif subsidi suku bunga kredit ekspor bagi industri serta fasilitas pembiayaan ekspor. Saat ini, pemerintah telah memfasilitasi melalui program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).  "Dengan dorongan tersebut, kami berharap ekspor dapat meningkat dan target pertumbuhan industri manufaktur dapat tercapai," ujar Haris.

Pada tahun 2018 ini, Kemenperin menetapkan target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,67 persen. Pada kuartal II 2018, industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,41 persen, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar 3,93 persen.

 

Ekspor Pertanian

 

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong ekspor pertanian dari Indonesia semakin meningkat, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di negeri ini serta mendorong kesejahteraan bagi petani menjadi semakin bagus. "Kalau ingin pertumbuhan ekonomi baik ada dua yang harus didorong. Hal ini juga pesan dari Presiden yakni ekspor dan investasi," kata Menteri Amran saat menghadiri acara pelepasan ekspor benih kangkung, jagung manis, benih semangka dan kacang hijau di PT Agri Makmur Pertiwi Kabupaten Kediri, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan Kementerian Pertanian bertekad untuk mendorong investasi mendorong ekpsor dan bahkan mimpi besar mengembalikan kejayaan Indonesia 500 tahun lalu yaitu rempah.

Pihaknya mengungkapkan ekspor pertanian salah satunya hortikultura asal Indonesia juga terus mengalami kenaikan selama tiga tahun. Pada 2017 ekspor mencapai 24 persen dan tahun 2018 ini kembali naik hingga 13 persen ketimbang ekspor tahun sebelumnya. Peningkatan itu dinilai luar biasa dan drastis.

Ia juga mengapresiasi dari pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah yang telah mampu menghasilkan bibit unggul. Bahkan bibit tersebut sudah dieskpor dan digunakan di negara lain misalnya di Filiphina, Hong Kong, China. Dengan mampunya ekspor itu, secara tidak langsung juga meningkatkan pendapatan petani.

Pihaknya mengungkapkan, pendapatan petani secara kotor adalah Rp1,2 miliar per hektare. Nominal itu tentunya luar biasa dengan mengolah tanaman pertanian. Untuk itu, Kementerian Pertanian juga giat mendorong mengembangkan bibit berkualitas untuk dikembangkan di dalam negeri. (ant)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…