Bisnis Penjualan Lahan Sepi - Pendapatan Deltamas Ikut Terkoreksi 20%

NERACA

Jakarta – Dampak lesunya bisnis properti dirasakan juga emiten pengembang kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) atau Deltamas. Pasalnya, di kuartal tiga 2018, kinerja keuangan perseroan diluar ekspektasi investor dengan membukukan penurunan pendapatan sekitar 20% menjadi Rp 396,09 miliar dari sebelumnya Rp 493,69 miliar.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin perseroan menjelaskan, penurunan terjadi justru di segmen bisnis penjualan lahan. DMAS mencatat penurunan pendapatan 27% menjadi Rp 313,07 miliar di segmen tersebut. Padahal, penjualan lahan industri merupakan bisnis inti DMAS, dengan kontribusi sekitar 71% terhadap pendapatan konsolidasi.

Pendapatan berulang atawa recurring income yang diharapkan dari segmen perhotelan pun loyo. Di segmen ini, DMAS bahkan mencatat penurunan 59% menjadi Rp 9,33 miliar. Meski demikian, masih ada kemungkinan DMAS mencatat kinerja yang lebih positif di akhir tahun. Sebab, DMAS masih memiliki sejumlah backlog penjualan lahan industri yang belum dibukukan. “Backlog penjualan dengan luasan yang cukup signifikan akan dibukukan di kuartal empat tahun ini dan memberikan tambahan pendapatan usaha yang cukup besar,” jelas Tondy Suwanto, Direktur Independen DMAS.

Namun, Tondy belum mengungkapkan berapa potensi pemasukan yang bakal didapat. Yang pasti, diakuinya, saat ini permintaan lahan industri DMAS mencapai 100 hektar (ha). Kebanyakan berasal dari pihak asing. Diharapkan, permintaan 100 ha itu duitnya bisa dibukukan di kuartal keempat tahun ini. Seiring dengan penurunan pendapatan, DMAS terpaksa mencatat penurunan laba kotor 23% menjadi Rp 240,75 miliar. Alhasil, laba bersih DMAS turun 31% menjadi Rp 174,72 miliar dengan margin laba bersih sebesar 44,1%. Marjin laba bersih tersebut lebih rendah dibandingkan margin laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 51,5%, seiring dengan menurunnya marjin laba kotor dan meningkatnya biaya umum dan administrasi.

Dari sisi fundamental, aset perseroan per 30 September 2018 tercatat Rp7,3 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan aset perseroan per 31 Desember 2017 sebesar Rp7,5 4triliun. Hal ini terutama disebabkan penurunan kas dan setara kas setelah perseroan membayarkan dividen final sebesar Rp313 miliar kepada para pemegang saham pada bulan Mei 2018 lalu.

Perseroan sendiri telah membayarkan dividen tunai sebesar 95% dari laba bersih tahun buku 2017 kepada para pemegang sahamnya. Tondy mengatakan, perseroan kini tidak memiliki utang. Dengan posisi kas bersih yang sehat, perseroan terus berupaya untuk melakukan pengembangan Kota Deltamas untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…