Infrastruktur Siap, T+2 Siap Dilaksanakan

NERACA

Jakarta – Dalam rangka meningkatkan efisiensi transaksi di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memangkas penyelesaian transaksi dari T+3 menjadi T+2. Pihak BEI sendiri memastikan infrastruktur, proses, dan sistem bagi implementasi T+2 pada 26 November 2018 mendatang sepenuhnya siap.

Irvan Susandy, Kepala Divisi Operasional Perdagangan Bursa Efek Indonesia, mengatakan self regulatory organization (SRO) yang terdiri atas BEI, KPEI dan KSEI sudah mematangkan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi tersebut. “Faktor paling krusial bagi kesuksesan implementasi T+2 adalah kesuksesan sosialisasi sistem ini kepada seluruh pelaku pasar, terutama kalangan investor institusi dari luar negeri yang memiliki zona waktu berbeda dengan Indonesia,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Meskipun demikian, SRO sudah melakukan sosialisasi kepada banyak investor asing melalui konferensi video. Lagi pula, investor-investor tersebut umumnya sudah terbiasa dengan mekanisme penyelesaian transaksi T+2, sebab sudah ada 23 bursa global yang mengadopsi sistem tersebut. Irvan mengatakan, SRO berharap tidak terjadi kegagalan operasional pada Rabu (28/11). Sebab, pada tanggal tersebut akan dilakukan settlement atas hasil perdagangan 2 hari, yakni hari terakhir sistem T+3 yakni Jumat (23/11) dan hari pertama T+2 yakni Senin (26/11).

Untuk memastikan kelancaran proses settlemen, SRO akan memantau kesiapan efek yang telah ditransaksikan oleh para pelaku pasar di kedua hari tersebut agar benar-benar tersedia pada hari  settlement. Bila gagal, SRO akan memakai mekanisme yang selama ini sudah ada di pasar, yakni mencari efek yang tersedia di pasar tunai, atau melalui program securities lending and borrowing (SLB) atau alternate cash settlement (ACS).

Sejauh ini, SRO sudah melakukan 5 kali pengujian sistem ini dan melibatkan 105 anggota bursa serta 18 bank kustodian. SRO masih akan melakukan uji coba 3 kali lagi. SRO juga sudah berkoordinasi internsif dengan para vendor penyedia sistem back office dari pada anggota bursa dan memastikan kesiapan seluruh sistem.”Dengan skenario terburuk pun, SRO sudah siapkan jalan keluarnya,” ungkap Irvan.

Untuk mencegah dampak kompleksitas terhadap perubahan sistem ini, SRO telah meminta emiten untuk tidak menetapkan recording date atas aksi korporasi mereka pada masa transisi 26-28 November 2018. Recording date akan berjalan normal kembali pada Kamis (29/11).

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…