Beban Bunga Tekan Laba Intiland 20,6%

NERACA

Jakarta – Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (IDILD) membukukan laba usaha sebesar Rp202,1 miliar atau turun 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih perseroan tercatat mencapai Rp123 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp233 miliar. 

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, laba bersih turun terutama karena meningkatnya beban bunga pinjaman untuk modal kerja penyelesaian konstruksi proyek proyek. Faktor lainnya karena adanya penurunan margin laba kotor yang disebabkan adanya penjualan non-core asset dan meningkatnya beban penjualan. Meskipun laba susut, perseroan masih membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,4 triliun per 30 September 2018, atau meningkat 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp1,7 triliun.

Disampaikan Archied, peningkatan pendapatan usaha salah satunya ditopang oleh adanya pengakuan dari penjualan tanah yang masuk kategori bukan bisnis inti. Penjualan tanah ini tercatat di segmen pengembangan kawasan perumahan. Kontributor lainnya pada segmen ini antara lain berasal dari sejumlah proyek perumahan seperti Serenia Hills Jakarta, Graha Famili dan Graha Natura Surabaya, Talaga Bestari dan Magnolia Residence di Tangerang. “Pengembangan kawasan perumahan mampu memberikan kontribusi Rp1,2 trilun atau sekitar 50 persen dari keseluruhan pendapatan usaha. Kalau dibandingkan tahun lalu, pendapatan usaha di segmen ini naik 255 persen,” ungkap Archied.

Segmen pengembangan mixed-use & high rise mencatatkan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp729,1 miliar atau 30% dari keseluruhan. Sementara dari segmen pengembangan kawasan industri yang berasal dari penjualan lahan di Ngoro Industrial Park di Mojokerto, perseroan memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp54,7 miliar, atau dua persen dari keseluruhan. Segmen properti investasi perseroan yang merupakan sumber pendapatan berkelanjutan (recurring income) mencatatkan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp430,6 miliar atau 18% dari keseluruhan. Nilai pendapatan ini meningkat 24,5% dari pencapaian pada periode sembilan bulan tahun 2017 sebesar Rp345,9 miliar. 

Archied menjelaskan, meningkatnya pendapatan dari segmen properti investasi terutama ditopang oleh naiknya pendapatan sewa ruang perkantoran, seperti South Quarter dan Intiland Tower. Selain dari penyewaan ruang perkantoran, pendapatan dari segmen ini  berasal dari penyewaan ruang ritel, pergudangan, serta pengelolaan klub olahraga  dan lapangan golf. “Recurring income sebagian besar bersumber dari pengelolaan sarana dan prasarana, perkantoran, dan kawasan industri,” ujarnya.

Ditinjau berdasarkan tipe sumber pendapatan usahanya, pendapatan pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp2 triliun atau mencapai 82% dari keseluruhan. Sisanya berasal dari segmen recurring income yang tercatat sebesar Rp430,6 miliar atau memberikan kontribusi sekitar 18%.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…