Bisnis Semen Bersaing Ketat - Semen Indonesia Raup Untung Rp 2,08 Triliun

NERACA

Jakarta—PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan pertumbuhan laba bersih 43% secara tahunan pada kuartal III/2018. Dimana laba yang dikantungi sebesar Rp 2,08 triliun, dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 1,45 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan Semen Indonesia capai Rp21,45 triliun pada 30 September 2018. Jumlah tersebut naik tipis 4,40% dari periode yang sama tahun lalu Rp20,55 triliun. Kemudian beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan. Tercatat, terjadi kenaikan 4,22% dari Rp14,50 triliun pada kuartal III/2017 menjadi Rp15,11 triliun. Dari situ, laba kotor yang dikantongi SMGR tumbuh 4,81% secara tahunan dari Rp6,04 triliun menjadi Rp6,33 triliun pada kuartal III/2018.

Adapun, beban penjualan SMGR tercatat naik 18,92% secara tahunan pada kuartal III/2018. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp1,61 triliun menjadi Rp1,92 triliun. Di sisi lain, produsen semen pelat merah itu menikmati selisih kurs dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri senilai Rp172,62 miliar pada 30 September 2018. Posisi itu berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu dengan negatif Rp33,17 miliar.

Perseroan hingga akhir tahun menargetkan penjualan ekspor sebesar 3 juta ton dan total nilai penjualan ditargetkan mencapai Rp 4,44 triliun. Direktur Marketing & Supply Chain SMGR, Adi Munandir pernah bilang, SMGR akan terus menggenjot penjualan ekspor sebagai langkah untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar. "Serta untuk memacu utilisasi pabrik dalam negeri. Karena saat ini kondisi industri semen dalam negeri sendiri sedang berlebih pasokan hingga 40% yang membuat kompetisi menjadi sangat ketat,”ujarnya.

Kemudian dalam rangka memperluas pangsa pasar, kabarnya SMGR juga tertarik membeli saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) setelah Lafarge Holcim divestasi saham 80,6% di PT Holcim Indonesia Tbk. Disebutkan, SMGR telah meletakan penawaran sekitar US$ 1,7 miliar-US$ 1,9 miliar atau setara sekitar Rp 25 triliun-Rp 28 triliun. Nilai itu sedikit di bawah valuasi SMCB yang ditawarkan, US$ 2 miliar. SMCB merupakan produsen semen terbesar ketiga di Indonesia setelah SMGR dan PT Indocement Tunggal Prakarsa bk (INTP).

SMCB memiliki kapasitas produksi 15 juta ton semen dari sumber produksinya di Pulau Sumatra dan Jawa. Angka itu setara sekitar 14% dari total kapasitas produksi nasional, 110 juta ton. Sayang, manajemen SMGR belum bersedia mengkonfirmasi informasi rencana akuisisi tersebut. Manajemen hanya memastikan, benar atau tidaknya isu akuisisi tersebut bakal dilakukan jika sudah pada waktunya.

Kalaupun benar, akuisisi tersebut kemungkinan merupakan upaya SMGR untuk mempertahankan dominasi di pasar semen nasional. Sebab, pangsa pasar SMGR di sejumlah wilayah masih kalah dengan pangsa pasar pemain lainnya. Wilayah Jakarta dan Jawa Barat yang sudah penuh sesak industri semennya misal. Pangsa pasar SMGR di wilayah ini hanya 17%. Padahal, penguasaan di wilayah lain rata-rata lebih dari 40%. Sedang penetrasi pasar SMCB di segmen geografis yang sama masih cukup kuat di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Terlebih, SMCB punya pabrik sendiri di wilayah itu.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…