Genjot Penjualan di Luar Negeri - Kalbe Bangun Pabrik di Vietnam dan Filipina

NERACA

Jakarta – Perluas penetrasi pasar di Asean, emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana membangun pabrik di Vietnam dan Filipina, setelah sebelumnya sukses membangun pabrik di Myanmar. “Rencana aksi korporasi ini tengah di kaji dan di evaluasi yang di Vietnam dan Filipina,”kata Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius di Jakarta, kemarin.

Dirinya menyampaikan, rencana pembangunan pabrik tersebut merupakan langkah sebagai realisasi dari target perusahaan untuk bisa meningkatkan penjualan di luar Indonesia hingga mencapai 10% dari total penjualan pada 2021 nanti. Nantinya, pembangunan pabrik di kedua negara ini masih akan menggunakan skema investasi yang sama dengan yang diterapkan di Myanmar, yakni membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan perusahaan lokal dengan kepemilikan mayoritas hingga 60%-70% oleh Kalbe.

Saat ini pasar di dalam negeri, lanjut Vidjongtius, berkontribusi 94% ke penjualan sedangkan pasar luar negeri  6%, dalam tiga tahun targetnya bisa sampai 10%. Dia menyebutkan bahwa pabrik di Myanmar ini direncanakan akan bisa beroperasi pada 2020 mendatang, satu tahun setelah pabrik bahan baku di Cikarang mulai dikomersialkan.

Sekadar informasi, hingga semester I 2018, pertumbuhan pendapatan KLBF hanya 3,12% year on year (yoy) menjadi Rp 10,38 triliun atau tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,06 triliun. Tahun ini diharapkan pendapatan akhir tahun dapat tumbuh hingga 5% yoy. “Kendala kami masih dari pelemahan rupiah. Hampir 90% bahan baku kami itu impor. Kami harus bekerja keras untuk atasi ini. Kami juga telah melakukan kenaikan harga sekitar 2% hingga 3% di semester I 2018,”jelasnya.

Tahun ini, Kalbe Farma merevisi target pertumbuhan pendapatan menjadi 5%. Perseroan menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan merevisi target pendapatan seperti dampak kenaikan harga, pelemahan rupiah, daya beli, distribusi, dan penetrasi produk baru. Perseroan menjelaskan, jika target pertumbuhan pendapatan 5% bisa tercapai, artinya pendapatan perusahaan diharapkan bisa mencapai Rp 21,19 triliun.

Vidjongtius berharap, revisi target pendapatan itu tetap memberikan kontribusi positif pada laba perusahaan di akhir tahun. Dimana perseroan memproyeksikan, sampai akhir tahun Kalbe Farma masih berpeluang mencatatkan pertumbuhan laba. Oleh sebab itu, Kalbe Farma harus teliti dalam menjalankan bisnisnya di akhir tahun 2018 ini agar target pertumbuhan pendapatan dan laba bisa tercapai. Sebab Vidjongtius tetap menginginkan perolehan laba lebih besar dibandingkan capaian di 2017.

Tantangan lainnya, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk bahan baku yang 90% berasal dari luar negeri.  Kenaikan biaya produksi itu tentu membuat harga jual produk Kalbe Farma di pasaran naik. Di sisi lain, kata Vidjongtius, di beberapa bulan di 2018 ini, daya beli masyarakat dinilainya agak menurun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…