Pendapatan Anjlok 25,7% - Indosat Masih Bukukan Raport Merah

NERACA

Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) masih mencatat penurunan pendapatan pada kuartal tiga tahun ini. Dimana perseroan membukukan penurunan pendapatan sebesar 25,7% menjadi Rp 16,76 triliun. Padahal pada kuartal III-2017 perseroan menghasilkan pendapatan senilai Rp 22,56 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Buntut dari penurunan pendapatan tersebut, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang anjlok 47,9% menjadi Rp 5,15 triliun dibandingkan EBITDA pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 9,9 triliun. Direktur Utama ISAT, Chris Kanter mengatakan bahwa meskipun secara year on year (YoY) terjadi penurunan kinerja keuangan secara signifikan. Namun pertumbuhan kinerja terlihat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Tercatat pendapatan di 3 bulan periode juli-Agustus 2018 senilai Rp 5,69 triliun atau tumbuh 6% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yakni Rp 5,37 triliun. Sedangkan EBITDA secara kuartala juga tumbuh 6% menjadi Rp 1,65 triliun.”Peningkatan ini merupakan bukti bahwa imbas registrasi kartu perdana telah mulai mereda," ujarnya.

Namun jumlah pelanggan selular ISAT pada periode ini turun 33,9% dari sebelumnya 97 juta pelanggan menjadi 64,1 juta pelanggan. Sementara itu hingga kuartal III tahun ini ISAT telah mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 4,79 triliun atau meningkat 92,9% dibandingkan capex hingga kuartal III-2017 senilai Rp 2,48 triliun.”Kami tetap berharap optimis dan tetap melihat peluang jangka panjang dalam kondisi pasar dengan basis pelanggan yang lebih loyal serta tingkat chum yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan memberikan marjin yang lebih tinggi di masa yang akan datang," kata Chris.

Bila tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 8 triliun, maka di tahun depan emiten telekomunikasi ini masih cukup besar mengalokasikan sekitar US$ 2 miliar. Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan dan memperluas jaringan Indosat, salah satunya perusahaan akan menghadirkan pakar profesional.

Dijelaskan Chris, hiring consultant ini akan dihadirkan guna melakukan ekspansi bisnis yang besar-besaran dan itupun bisa menggunakan dana puluhan juta dollar AS untuk konsultan saja. Selain itu, kata Chris dana tersebut juga tidak menutup kemungkinan akan digunakan untuk mengakuisi perusahaan operator telekomunikasi. “Rencananya sudah ada sejak dua tahun lalu tapi untuk perusahaan apa dan kapan akan direalisasikan itu belum tahu yang pasti saat ini kita akan fokus ke perluasan jaringan dulu,' ujarnya.

Di bawah kepemipinan Chris, Indosat siapkan agenda tranformasi baru dengan fokus pada tiga hal utama, yakni people, proses dan bisnis. Secara khusus, Chris menekankan people atau karyawan internal akan memainkan peran penting untuk kesuksesan perusahaan. Manajemen baru diharapkan akan menjadi motor penggerak perusahaan agar bisa lebih cepat mengeksekusi berbagai rencana strategis dan target ke depan.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…