Dongkrak Bisnis Induk Perusahaan - Cipta Kridatama Dan Riau Baraharum Kantongi Kontrak US$ 300 Juta

NERACA

Jakarta - Anak usaha PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Cipta Kridatama mengantongi kontrak senilai US$ 300 juta dengan PT Riau Baraharum untuk 5 tahun. Kontrak tersebut terdiri dari jasa pembersihan lahan (land clearing), pengupasan lahan (overburden removal), dan penyewaan alat yang keseluruhannya akan dilakukan di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

 "Kontrak baru senilai US$300 juta di awal 2012 bagi Cipta Kridatama berhasil mendapatkan kontrak multiyears yang menjamin arus pendapatan (revenue stream)," ujar Direktur Utama Cipta Kridatama, Boedi Santoso, melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, di Jakarta, Minggu (4/3) akhir pekan.

Dengan adanya kontrak tersebut, dia meyakini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis ABMM ke depan. Cipta Kridatama memiliki kontrak jasa pertambangan pada sembilan konsensi tambang besar, dengan jangka waktu minimal tiga tahun, bahkan beberapa diantaranya memiliki jangka waktu kontrak hingga akhir umur tambang.

Selain itu, pencapaian kinerja Cipta Kridatama mengenai pengupasan lahan (overburden removal) periode 2011 mencapai 118 juta BCM (bank cubic meter) atau meningkat 18% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut ditopang oleh dukungan pengelolaan bisnis serta kolaborasi antara perusahaan dalam Grup ABMM.

Adapun proses IPO yang dilaksanakan perseroan telah mengumpulkan dana hingga Rp 2,1 triliun, di mana Rp 1,5 triliun diberikan kepada ABMM. Sedangkan sisanya dikembalikan kepada Tiara Marga Trakindo (TMT) sebagai hasil divestasi TMT kepada publik.

Dari jumlah dana yang diterima oleh ABMM, telah digunakan untuk membayarkan utang perseroan sebesar 70% dari dana tersebut yang akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi anak-anak usaha ABMM dan enam persen lagi akan digunakan untuk modal kerja perseroan. "Kami optimistis Cipta Kridatama akan berhasil meraih target pertumbuhan yang telah dicanangkan serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis ABM kedepan," tambah Boedi.

Sebagai Informasi, hingga saat ini, Cipta Kridatama memiliki sembilan konsesi tambang di Indonesia dengan mitra usaha yang merupakan pemain-pemain besar di industri pertambangan. ABMM adalah induk perusahaan Cipta Kridatama yang resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2011.

Sebelumnya, ABMM telah membayar utang usaha pada Bank DBS Singapura sebesar US$ 13 juta atau Rp 119 miliar dan kepada PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp 225 miliar. Pembayaran utang ini merupakan realisasi dari rencana penggunaan sebagian dana hasil IPO perseroan.“Sesuai dengan rencana semula, kami mengalokasikan kurang lebih 24% dari total dana IPO yang diperoleh ABMM untuk membayarkan utang kepada dua institusi perbankan,” ujar Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara, beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, sebagian pinjaman tersebut sebenarnya belum jatuh tempo. Tapi, percepatan pembayaran tersebut akan mengurangi beban bunga pinjaman dan bisa memperbaiki struktur permodalan ABMM.

Asal tahu saja, produsen batubara PT ABM Investama menargetkan volume kontrak produksi batubara hingga akhir 2011 mencapai 12 juta metrik ton. Produksi tersebut didapat dari anak usahanya yaitu Cipta Kridatama.

Direktur Utama Cipta Kridatama Boedi Santoso pernah bilang, hingga akhir Juni 2011 lalu produksi batubaranya sudah mencapai 4,6 juta metrik ton. "Angka tersebut sudah naik 15% dibandingkan periode yang sama di 2010 yang sebesar 4 juta metrik ton," katanya.

Selama ini, anak usaha ABM tersebut telah mendapatkan kontrak sebagai kontraktor pertambangan. Menurut Corporate Support Service Director ABM Syahnan Poerba, kontribusi Cipta Kridatama ke ABM mencapai 40% dari total pendapatan. "Cipta Kridatama memberikan kontribusi yang paling besar ke pendapatan kami,” ujarnya.

Selain Cipta Kridatama, ABM masih memiliki empat anak usaha lainnya yaitu PT Reswara yang merupakan perusahaan batubara, PT Sewatama yang bergerak di power solutions provider, PT Sanggar Sarana Baja yang merupakan perusahaan engineering service dan terakhir adalah PT CKB yang bergerak di sektor integrated logistics. (ardi

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…