Beban Keuangan Membengkak - Latinusa Membukukan Rugi Rp 48,06 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Pelat Timah Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa mencatatkan kerugian bersih senilai US$ 3,2 juta atau Rp 48,06 miliar (kurs Rp 15.000/US$) pada kuartal III-2018. Pada periode yang sama 2017 perseroan masih membukukan laba bersih senilai US$ 390,79 ribu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sebaliknya, NIKL mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 12,22% menjadi US$ 123,46 juta atau Rp 1,85 triliun dibanding kuartal III tahun lalu senilai US$ 102,4 juta. Penjualan lokal (gross) atau sebelum retur pajak meningkat 11,17% menjadi US$ 123,38 juta, selain itu penjualan ekspor (gross) tumbuh 499% yakni senilai US$ 467,36 ribu. Namun beban penjualan dan beban keuangan yang tinggi mendorong kerugian yang diperoleh perseroan pada periode tersebut.

Tercatat beban pokok penjualan meningkat lebih tinggi dari pendapatan yakni 14,64% secara year on year (YoY) menjadi US$ 117,39 miliar. Selain itu NIKL harus menanggung rugi selisih kurs senilai US$ 3,44 juta atau meningkat 4.089% dibandingkan dengan rugi selisih kurs pada kuartal III-2017 yang hanya US$ 82,19 ribu. Liabilitas perseroan naik 4,32% menjadi US$ 88,12 juta dibandingkan dengan liabilitas pada akhir 2017 senilai US$ 84,47 juta. Sedangkan ekuitas NIKL turun 7,60% pada periode yang sama menjadi US$ 38,48 juta.

Sementara itu, aset perseroan di periode Januari-September 2018 naik tipis 0,38% menjadi US$ 126,6 juta dibandingkan dengan aset perusahaan di akhir 2017 senilai US$ 126,12 juta. Sebagai informasi, tahun ini perseroan mengangarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 9,7 juta. Dimana belanja modal tersebut akan digunakan untuk peningkatan kualitas produksi. “Tahun ini capexnya sekitar US$ 9,7 juta, beberapa dana yang tahun lalu kami carry over ke tahun ini,"kata Jetrinaldi, Direktur Keuangan PT Pelat Timah Nusantara Tbk.

Jetrinaldi menambahkan, dana tersebut akan dialokasikan untuk mempertahankan kondisi pabrik yang ada saat ini. Sementara sumber pendanaan capex dari kas internal. Latinusa, kata Jetrinaldi, belum tertarik mengadakan pinjaman dari luar. Di tahun lalu, perusahaan menggelontorkan belanja modal US$ 6 juta untuk meningkatkan kualitas produksi. Jumlah tersebut akan digunakan untuk pembelian onderdil mesin (spare part), mesin baru dan perawatan pabrik.

Saat ini, perusahaan ini memiliki pabrik berkapasitas mencapai 160.000 ton per tahun. pabrik tersebut berada di Cilegon, Banten.  Pabrik Latinusa memproduksi kaleng kemasan untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, susu, cat, baterai dan lainnya. Bicara bisnis, perseroan masih menargetkan pertumbuhan bisnis yang kurang lebih sama dengan pertumbuhan industri sektor tersebut. Adapun sasaran marketnya, kata Yulia Heryati, Direktur Komersial PT Pelat Timah Nusantara Tbk, sebanyak 100% untuk memenuhi pasar domestik. "Untuk itu target penjualan kami di tahun 2018 ini naik 10% dibanding tahun lalu," ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…