BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

 

NERACA

 

Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 22-23 Oktober 2018 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar  6,50 persen yang berlaku 24 Oktober 2018. 

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Sentral untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik sehingga dapat semakin memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Keseriusan dan langkah-langkah konkret Pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor diyakini akan berdampak positif dalam menurunkan defisit transaksi berjalan khususnya pada 2019 sehingga diprakirakan akan menjadi sekitar 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Daya tarik pasar keuangan domestik dapat semakin memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Selasa (23/10).

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa Bank Sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati kondisi perkembangan perekonomian seperti defisit transaksi berjalan, nilai tukar, stabilitas sistem keuangan, dan inflasi untuk menempuh langkah lanjutan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ucapnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Alexander Sugandi menuturkan, BI perlu menyimpan amunisi terlebih dulu sebab tekanan diprediksi lebih besar pada Desember. Yakni, saat digelar rapat Federal Open Market Comittee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS). ”Pada 18–19 Desember, ada FOMC meeting yang sangat mungkin menaikkan FFR. Jadi, saya perkirakan BI 7-day repo rate tetap ditahan di 5,75 persen bulan ini,” ulasnya.

Apalagi, selama ini BI telah mengambil langkah pengetatan moneter yang cukup agresif. Sejak Mei 2018, BI menaikkan BI 7-day repo rate sebanyak 150 basis poin (bps). Eric melanjutkan, jika BI memutuskan menaikkan suku bunga, hal tersebut akan dilakukan pada akhir tahun ini. Saat ini BI tidak lagi menargetkan nilai tukar rupiah pada level tertentu. Sebab, Indonesia tidak lagi menggunakan rezim nilai tukar tetap (fixed rate), tetapi terus bergerak (floating rate). BI lebih berfokus menjaga volatilitas rupiah agar tidak terlalu besar. ”Kalau terlalu banyak menaikkan suku bunga acuan, pertumbuhan ekonomi juga bisa terganggu,” tegasnya.

Senada, pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira meyakini bahwa BI akan menahan suku bunga acuannya. Kenaikan suku bunga baru akan dilakukan pada Desember 2018. Salah satu instrumen yang diandalkan BI untuk stabilisasi kurs sampai akhir tahun adalah menggunakan cadangan devisa. Dia menyatakan, dampak kenaikan suku bunga acuan BI yang cukup agresif sejak pertengahan tahun sudah dirasakan pada naiknya bunga kredit bank. Karena itu, pihaknya memprediksi, pertumbuhan kredit sampai akhir tahun tidak akan sesuai target di angka 12 persen.

”Kenaikan bunga kredit bank berujung pada kenaikan cost of borrowing sehingga pelaku usaha cenderung menahan pinjaman baru,” katanya. ”Proyeksi pertumbuhan kredit pada akhir tahun ini diperkirakan hanya 9–9,5 persen atau single-digit,” lanjut Bhima. Direktur Penelitian CORE Indonesia Piter Abdullah juga mengatakan, tidak ada alasan yang cukup kuat bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan bulan ini. Sebab, inflasi masih cukup rendah dan terkendali. Selain itu, meski masih dalam tekanan, rupiah cukup terkendali.

 

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…